Gubernur Maluku Haruskan Sekolah Buka Jika Tempat Hiburan Dibuka

Aulanews.id – Gubernur Maluku Murad Ismail meminta untuk sesegera mungkin menggelar sekolah tatap muka secara terbatas di wilayah tersebut. Sekolah tatap muka bisa dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan ketat.

Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur usai mengikuti rapat koordinasi dalam rangka evaluasi pembukaan sektor pendidikan selama masa PPKM di Provinsi Maluku yang dibuka Menteri Koordinator Maritim dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan dan berlangsung secara virtual, Dilansir dari kompas.com kamis (26/8/2021).

“Saat ini sepuluh daerah kabupaten/kota di Maluku sudah menerapkan tatap muka terbatas atau 50 persen kehadiran siswa di kelas, hanya Kota Ambon saja yang masih secara daring,” ungkapnya.

Dengan penurunannya status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayah Kota Ambon yang saat ini menjadi level 3, ia mengharuskan sekolah bisa dibuka.

“Kalau PPKM masih level 4, maka tetap melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Sekarang Kota Ambon sudah level 3, tempat hiburan sudah dibuka, sekolah juga harus dibuka, namun tetap dilaksanakan secara terbatas dan mematuhi protokol kesehatan,” tuturnya.

Gubernur Maluku mengatakan, salah satu dampak positifnya ialah meningkatnya kesadaran guru, orangtua, dan siswa, tentang pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran. Hal tersebut ia ungkapkan dari hasil evaluasi pembukaan sekotor pendidikan selama PPKM di Maluku.

“Namun masih ada kendala, sebagian siswa yang tidak memiliki smartphone karena ketidakmampuan orangtua. Di luar Kota Ambon, masih banyak daerah juga yang blankspot atau tidak ada jaringan selulernya,” tuturnya.

Wilayah Maluku kondisinya sudah memungkinkan untuk menggelar belajar tatap muka secara terbatas. Hal tersebut dapat dikatakan jika melihat dari panduan Surat Keputusan Bersama 4 Menteri tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa Pandemi Covid-19.

“Pembelajaran di sekolah sudah bisa tatap muka terbatas, disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing dan tetap mematuhi protokol kesehatan,” tegasnya.

Wali Kota Ambon yakni Richard Louhenapessy mengatakan alasan mengapa Kota Ambon belum bisa menerapkan sistem belajar tatap muka di sekolah, hal tersebut dikarenakan
banyak siswa di Ambon yang belum mengikuti vaksinasi Covid-19.

Dari total 30.000-an siswa SMP di Kota Ambon, hanya sekitar 3.000 siswa atau diperkirakan 10 persen yang telah menerima vaksinasi. Richard mengkhawatirkan jika sekolah tatap muka dibuka, akan banyak siswa yang berisiko terhadap tingkat keterpaparan virus Covid-19.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist