Selain itu, perempuan pertama gubernur di provinsi ini menegaskan tekadnya, agar terbangun hubungan yang terus di masa depan antara ulama dan umara’. “Penting sekali kita mendorong agar kontribusi ulama, khususnya di Jawa Timur, diakui dunia,” tutur Khofifah, yang juga menjabat Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama ini.
Ekonomi Berbasis Pesantren
Terkait kegiatan NU dan kalangan pesantren, Gubernur Khofifah mengingatkan, kalangan pesantren dan para santri telah membuktikan kiprahnya di tengah masyarakat. Oleh karena itu, pesantren sebagai pagar NKRI harus kuat pada sektor ekonomi.
Proses penguatan sinergitas harus dilakukan, di antaranya dengan kalangan pesantren yang tersebar di berbagai daerah di Jawa timur. Untuk itu, pentinya dijalin kerja sama dengan PWNU Jawa Timur.
Menurut Khofifah, Indonesia merupakan salah satu kekuatan ekonomi dunia dengan jumlah populasi penduduknya sangat besar. Saat ini, perlu mulai dirumuskan posisi pesantren di tengah percaturan ekonomi digital. Ia juga menyampaikan analisis Jack Ma bahwa pada 2030 mendatang sebanyak 80 persen tulang punggung ekonomi dunia adalah UMKM. “Selanjutnya, 80 persen e-commerce dan 99 dipasarkan online. Karena itu, pelaku UMKM kita sudah saatnya melakukan transformasi teknologi digital,” tuturnya.
Saat ini, menurut Khofifah, Pemprov Jawa Timur memiliki program kampus UMKM bekerjasama dengan salah platform marketplace. Mereka dilatih untuk masuk jaringan marketplace yang memiliki jaringan pasar di 38 negara. “Saat ini, 87, 81 persen tulang punggung ekonomi di Jatim adalah UMKM,” imbuhnya.(Vin)