Kebutuhan sangat penting di seluruh wilayah kantong tersebut, namun masih sangat memprihatinkan di wilayah utara, dimana lembaga kemanusiaan PBB telah berulang kali memperingatkan bahwa sekitar 300.000 warga Gaza hampir terputus dari bantuan kemanusiaan, di tengah ketidakamanan terkait dengan rusaknya ketertiban sipil dan penolakan berbagai akses oleh otoritas Israel.
Menggaungkan seruan gencatan senjata Sekjen PBB, Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) mengatakan bahwa mereka telah melakukan hal tersebut mencapai dua rumah sakit di Gaza utara pada akhir pekan dengan perbekalan termasuk barang trauma untuk 150 pasien dan 13.000 liter bahan bakar ke RS Al-Ahil Arab, dan 12.000 liter bahan bakar ke RS Al-Sahaba.
Namun tim medis di sana tidak memiliki banyak perlengkapan dasar untuk melakukan pekerjaan mereka, termasuk “makanan, bahan bakar, staf khusus, obat anestesi, antibiotik, dan perangkat fiksasi internal”, kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada hari Minggu.
“Kita membutuhkan akses yang berkelanjutan dan aman terhadap fasilitas kesehatan untuk menyediakan layanan kesehatan yang sangat dibutuhkan dan dapat menyelamatkan nyawa secara teratur,” tegasnya, mengakhiri pesannya dengan: “gencatan senjata”.
Menurut Dana Anak-Anak PBB, UNICEF, kekurangan gizi di kalangan anak muda merupakan hal yang ekstrem, dengan setidaknya 18 anak meninggal karena kelaparan dan dehidrasi di wilayah utara Jalur Gaza hingga saat ini. Dana Kependudukan PBB, UNFPA, memperingatkan bahwa perempuan hamil dan menyusui juga mengalami peningkatan tingkat kekurangan gizi di wilayah kantong tersebut.