Aulanews.id – Di tengah kehancuran yang disebabkan oleh konflik berkepanjangan, Adel Abu Obeida, seorang pengungsi di Jalur Gaza, terjaga setiap malam untuk melindungi anak-anaknya dari kotoran, serangga, dan tikus yang memasuki tenda mereka.
Selama siang hari, ia harus antre untuk mendapatkan satu galon air yang khawatirnya mungkin terkontaminasi. Situasi ini semakin parah setelah anaknya, Mohammed, tertular cacar air, penyakit menular yang seharusnya bisa dicegah dengan vaksin.
Menurut Abu Obeida, situasi di Deir al-Balah, tempat keluarganya mengungsi, telah menjadi “bencana kesehatan” di tengah tumpukan sampah dan limbah yang mencemari lingkungan.
Warga Gaza kini berjuang melawan wabah penyakit seperti hepatitis A dan polio, akibat dari rusaknya infrastruktur kesehatan dan sanitasi selama perang melawan Hamas. dilansir dari the japan news (14/08/2024)
Organisasi Kesehatan Dunia telah memperingatkan bahwa virus polio kemungkinan menyebar di Gaza, setelah varian yang berasal dari vaksin terdeteksi bulan lalu dalam enam sampel limbah di wilayah selatan dan tengah.
“Terdeteksinya polio dalam air limbah di Gaza merupakan tanda yang menunjukkan bahwa virus tersebut telah beredar di masyarakat, sehingga membahayakan anak-anak yang tidak divaksinasi,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus minggu lalu di X.
Dalam kondisi darurat ini, banyak keluarga seperti Abu Obeida terpaksa mengandalkan bantuan seadanya untuk menjaga kesehatan mereka. Ketersediaan sabun dan air bersih sangat terbatas, dan harga barang kebutuhan dasar meroket tinggi.
Situasi ini menciptakan risiko serius bagi kesehatan, dengan meningkatnya kasus penyakit menular seperti hepatitis A dan meningitis.