Menggemakan pesan tersebut, Dr Harris dari WHO menyatakan bahwa misi LSM tersebut telah disepakati dengan pihak berwenang Israel sebelumnya dan bahwa mobil organisasi tersebut “ditandai dengan baik, sangat jelas: itu adalah World Central Kitchen”.
Hingga saat ini, ratusan petugas kesehatan terbunuh “saat melakukan pekerjaan mereka”, Pejabat WHO tersebut mencatat, bersama dengan 32.000 warga sipil, 70 persen di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, di tengah pemboman terus-menerus yang dilancarkan Israel setelah serangan teror pimpinan Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober yang menyebabkan sekitar 1.200 orang tewas dan lebih dari 350 orang disandera.
“Kami kesulitan untuk memahami angka kematian melebihi angka yang dilaporkan mengenai orang yang tewas dalam pemboman tersebut karena banyak orang bahkan tidak bisa mendapatkan perawatan di rumah sakit,” kata juru bicara WHO.
Terlalu kecil untuk bertahan hidupTim badan kesehatan PBB juga berniat berkunjung Rumah Sakit Kamal Adwan di Kota Gaza dimana terdapat kekhawatiran yang sangat besar mengenai bertambahnya jumlah bayi dilahirkan terlalu kurus untuk bertahan hidup.
Fasilitas tersebut telah menerima setidaknya 15 anak yang menderita kekurangan gizi per hari dan kebutuhannya “semakin parah”, tegas Dr Harris, dalam seruan baru untuk gencatan senjata. “Hal ini harus ditanggapi dengan serius – gencatan senjata, resolusi PBB – dunia telah sepakat bahwa gencatan senjata harus dilakukan. Seharusnya hal ini terjadi beberapa bulan yang lalu, namun harus terjadi sekarang.”
Bantuan untuk anak-anak yang mengalami kekurangan gizi paling berbahaya dan berada pada “risiko tertinggi kematian jika tidak segera diobati” tersedia di dua pusat nutrisi khusus yang bermitra dengan WHO di Rafah dan satu lagi di Kamal Adwan.
Sebelum konflik meletus, warga Gaza mampu swasembada produksi pangan dan hanya 0,8 persen anak-anak di bawah usia lima tahun yang mengalami kekurangan gizi akut. Di wilayah utara saat ini angkanya berkisar antara 12,4 dan 16,5 persen, menurut laporan WHO.
“Berbagai dokter khususnya di rumah sakit bersalin melaporkan bahwa mereka melihat peningkatan besar pada anak-anak yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak dapat bertahan hidup pada masa neonatal karena mereka dilahirkan terlalu kecil,” kata Dr Harris.