“Rekan-rekan saya dari komunitas kemanusiaan tengah melakukan segala hal yang mungkin untuk meningkatkan kapasitas medis di Gaza, tetapi berbagai hambatan terhadap operasi kemanusiaan mencegah kami untuk mendukung orang-orang dalam skala yang dibutuhkan,” kata Anderson, sebelum mengulangi seruan untuk gencatan senjata segera, pembebasan semua sandera Israel yang masih disandera selama serangan teror yang dipimpin Hamas pada tanggal 7 Oktober, dan “kesempatan yang berarti” untuk memulai penyembuhan, seraya menekankan bahwa warga sipil harus dilindungi setiap saat.
Tidak ada jalan keluar dari penundaan bantuanBerbagai kendala terus menghalangi masuknya bantuan ke Gaza, termasuk penundaan yang lama di pos pemeriksaan dan tidak adanya hukum dan ketertiban di antara orang-orang yang sangat membutuhkan makanan. Namun, upaya untuk menyediakan layanan rujukan, tenda, tempat tidur, tandu, barang sekali pakai, dan obat-obatan terus berlanjut, kata Tn. Anderson.
Sekitar 1,9 juta orang terlantar di Gaza menghadapi kondisi mengerikan karena konflik terus meningkat, dengan ribuan orang kekurangan air bersih, sanitasi, dan makanan, menurut laporan terbaru dari lembaga kemanusiaan.
Di sebuah sekolah di Deir al Balah tempat 14.000 orang berlindung, hanya tersedia 25 toilet, catat UNRWA. Kurangnya pengiriman bahan bakar ke daerah kantong itu juga terus menghambat operasi bantuan dan pengoperasian pabrik desalinasi, rumah sakit, dan layanan publik lainnya, dengan hanya 25 persen dari bahan bakar harian yang dibutuhkan untuk operasi kemanusiaan dilaporkan telah masuk ke Gaza sejauh ini pada bulan Juli, yang menyebabkan penurunan 40 persen dalam distribusi air publik.
Dan di tengah kekhawatiran yang terus ada mengenai meningkatnya tingkat kekurangan gizi di antara mereka yang paling rentan, Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) memperingatkan bahwa kurangnya akses terhadap makanan, air, sanitasi dan layanan kesehatan dasar membuat orang lebih rentan terhadap penyakit.
Menurut Kementerian Kesehatan (MoH) Gaza, antara 8 dan 11 Juli, 152 warga Palestina tewas dan 392 lainnya cedera. Menurut otoritas kesehatan setempat di Gaza, sejak 7 Oktober, sedikitnya 38.345 warga Palestina tewas dan 88.295 lainnya cedera.