Aulanews.id – Temuan dari sebuah studi yang diterbitkan di Nature Medicine menunjukkan bahwa DNA bebas sel yang berasal dari donor (dd-cfDNA), juga disebut biopsi cair, memiliki potensi untuk deteksi dini penolakan transplantasi ginjal.
Studi internasional ini melibatkan beragam populasi hampir 3.000 penerima transplantasi ginjal —baik dewasa maupun anak-anak—dari 14 pusat transplantasi di Eropa dan AS. Departemen Pediatri di Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St. Louis menyumbangkan satu dari dua set data pediatrik yang terlibat dalam penelitian ini.
Ketika sel mengalami apoptosis atau nekrosis, sel melepaskan fragmen kecil DNA, yang dikenal sebagai DNA bebas sel (cf-DNA), ke dalam aliran darah. Dalam peradangan yang terkait dengan penolakan transplantasi , sel yang sekarat melepaskan DNA bebas sel yang berasal dari donor (dd-cfDNA). Para peneliti menemukan bahwa kadar dd-cfDNA tersebut sangat berkorelasi dengan berbagai jenis penolakan transplantasi, termasuk penolakan yang dimediasi antibodi, penolakan yang dimediasi sel T, dan penolakan campuran. Studi tersebut menemukan akurasi yang sama pada anak-anak dan orang dewasa.
Biopsi cangkok yang seringkali tidak diperlukan dan invasif saat ini dianggap sebagai “standar emas” dalam mendiagnosis penolakan transplantasi, tetapi dd-cfDNA dapat memberikan biomarker non-invasif dan akurat untuk mengurangi kebutuhan akan biopsi.
Peneliti Sekolah Kedokteran Universitas Washington di St. Louis Raja Dandamudi, MD, asisten profesor Pediatri, dan Vikas Dharnidharka, MD, MPH, profesor Pediatri, berkontribusi pada penelitian ini, yang dipimpin oleh peneliti dari Université Paris Cité dan dokter dari Assistance Publique—Hôpitaux de Paris.