Aulanews.id – Foundry bersama Deloitte Indonesia telah melakukan studi kendaraan listrik. Isi laporan studi tersebut antara lain eksplorasi pasar kendaraan listrik, analisis potensi, infrastruktur, dan model bisnis inovatif yang dapat meningkatkan adopsi kendaraan listrik di Indonesia.
Director of Research Foundry, Erwin Arifin mengungkap problematika laju penjualan motor listrik.
“Jadi ini adalah studi kita, salah satu key problem-nya kurangnya infrastruktur dari energy distribution,” kata Erwin saat Konferensi Press, Selasa.
Oleh sebab itu, pemerintah kabarnya bakal mendorong pertumbuhan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).
Targetnya, 2030 nanti, jumlah SPKLU bisa tumbuh menjadi 48.118 unit, sedang SPBKLU mencapai 196.179 unit.
Erwin juga mengatakan, hambatan selanjutnya datang dari konsumen yang masih menimbang-nimbang produk motor listrik yang sesuai dengan kebutuhannya.
“Lalu juga kurang performance yang dinilai oleh pengguna, masih kurang mumpuni. Lalu yang terakhir, mahalnya harga motor listrik,” ucap Erwin.
Sementara itu, Agus Tjahajana Wirakusumah, Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM, mengatakan, konsumen banyak yang mempertanyakan perihal kualitas produk dan layanan purnajual.
“Yang berikutnya harga kendaraan bekasnya, ini masih menjadi pertanyaan kita semua, jadi belum terbentuk,” kata Agus, pada kesempatan yang sama.
“Kemudian kenyamanan saat dikendarai, banyak kendaraan listrik yang kita dapat infonya, loncat, ibu-ibu takut. Itu yang harus dipecahkan bersama-sama, terutama oleh pemegang merek,” ujarnya.