Aulanews.id – Ketua Umum Forum Rektor Indonesia Mohammad Nasih menghadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan berdiskusi mengenai Indonesia emas 2045.
“Fokus dari diskusi, berkaitan dengan tantangan masa depan yakni bagaimana menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul agar tahun 2045 itu benar-benar Indonesia bisa menjadi negara 5 besar,” katanyadi Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (7/11/2023).
Rektor Universitas Airlangga itu mengatakan bahwa Forum Rektor Indonesia mendapatkan tugas khusus dari Presiden Jokowi untuk memformulasi dan mentekniskan hal-hal apa saja yang dibutuhkan Indonesia menjadi negara maju di 2034.
“Dan tentu kami akan nanti membahas dengan lebih teknis sebagai bagian dari masukan menjadi pijakan para pengelola negara ini siapapun yang nanti akan memimpin bangsa dan negara ini,” kata Nasih.
Nasih mengatakan bahwa kunci untuk menjadi negara maju salah satunya kualitas SDM yang baik. Maka, katanya, diperlukan fokus pada pengembangan agro maritim, sains dan teknologi.
“Di manapun negara maju mesti sains dan teknologinya maju sehingga ini akan menjadi bagian masukan yang kita sampaikan untuk kita detilkan lebih lanjut. kedepan road map sains dan teknologi di indonesia seperti apa untuk mendorong ketahanan pangan, mendorong ketahanan kesehatan, mendorong ketahanan energi, intinya kita menjadi negara yang berdikari dan tentu jadi negara maju. dua hal itu jadi topik diskusi kami,” ungkapnya.
Terkait pemilu, kata Nasih, Presiden Jokowi meminta agar para rektor dapat memberi masukan kepada para calon presiden (capres) yang akan berkompetisi pada Pilpres 2024.
“Kalau ke arah itu secara spesifik tidak tapi kita diminta nanti untuk memberi masukan bagi para capres apa yang harus mereka lakukan. Jadi bukan capres yang menarik kita tapi kita yang kemudian diminta untuk memberikan masukan apa yang mesti dilakukan untuk indonesia maju, dan itu berkaitan pada diskusi di kami,” katanya.
Selain itu, Nasih juga berharap pemerintah dapat melakukan sosialisasi mengenai pemilu di kampus-kampus.
“Kami juga menyampaikan ada beberapa pemilih pemula di perguruan tinggi yang perlu mendapatkan sosialisasi dan informasi yang benar tentang banyak hal,” katanya.