Search

Format Program Pendampingan UMKM Harus Diubah

Aulanews.id – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenKopUKM), Teten Masduki menyoroti produk-produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia yang hanya seputar keripik dan aneka kuliner lainnya.

“UMKM ini mayoritas kuliner kalo enggak keripik, seblak, dodol, wajik, itu itu aja atau paling tinggi batik atau akik, di situ aja, paling tinggi kerajinan. Padahal Indonesia memiliki sumber daya yang cukup besar,” kata Teten dalam pembukaan Program Pendampingan Mikro Mandiri di Kantor KemenKopUKM Jakarta, seperti dilansir dari Antara.

Indonesia, lanjutnya, memilik banyak potensi lain yang bisa dikembangkan. Salah satunya potensi di sektor kelautan yang hingga saat ini belum banyak diberdayakan. Padahal Indonesia memiliki beraneka varietas ikan yang punya nilai ekonomi yang cukup tinggi.

Baca Juga:  Melirik Potensi Bisnis SPBU Di Masa Pandemi

Kemudian di sektor perkebunan seperti produk kelapa sawit yakni Crude Palm Oil (CPO), lalu minyak atsiri seperti minyak cengkeh, minyak sereh dan beraneka produk hasil perkebunan lainnya yang sebenarnya mampu menjadikan Indonesia sebagai pusat industri fragrance .

“Kita enggak di situ. Kita asyik aja bikin bubur, bikin bakso, nasi goreng, di situ saja,” ucap Teten.

Oleh karena itu, Teten ingin format program pendampingan kepada pelaku UMKM khususnya usaha mikro harus diubah. Kerap kali, pelatihan yang diberikan tidak menghasilkan output yang maksimal serta tidak berkelanjutan, sehingga UMKM tak kunjung naik kelas.

“Kita harus evaluasi seluruh pendekatan dalam pembangunan UMKM. Mulai dari pendampingan, banyak sekali asosiasi-asosiasi UMKM saya sampai tidak bisa hitung, namanya hampir sama tapi kegiatannya itu-itu saja. Pelatihan 1 hari, 3 hari dari A sampai Z. Udah lah pelaku UMKM ini sibuk, SDM terbatas, dididik terus menurus, harus meninggalkan usahanya,” tutur Teten.

Baca Selengkapnya Baca Juga:  Kiat Memulai Usaha Aqiqah

...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist