Aulanews.id – Generasi Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga pertengahan 2010-an, telah menjadi bagian integral dari masyarakat konsumen di Indonesia. Fenomena konsumerisme di kalangan Gen Z menyoroti kecenderungan mereka untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan. Dengan banyaknya platform belanja online yang sedang marak, membuat daya tarik mereka lebih besar untuk membeli. Pasalnya di era digital ini, dengan kemudahan membeli barang yang hanya dengan sekali klik di aplikasi belanja online membuat mereka dengan mudah membeli-beli barang secara konsumtif. Mari kita telah lebih dalam tentang tren ini.
Budaya Konsumsi yang Semakin Berkembang Pesat
Gen Z hidup dan tumbuh di era di mana teknologi dan media sosial memainkan peran besar dalam membentuk persepsi dan kebutuhan dari konsumen. Dorongan untuk memiliki barang-barang terbaru, terutama yang populer di kalangan teman sebaya, seringkali menjadi faktor yang mendorong pembelian secara impulsif.
Pengaruh Media Sosial
Media sosial memainkan peran penting dalam membentuk pola pikir dan perilaku konsumsi Gen Z. Mereka sering terpapar oleh konten-konten yang mempromosikan gaya hidup yang konsumtif, di mana memiliki barang-barang trendy dianggap sebagai simbol status dan keberhasilan bagi seseorang. Hal itu yang akhirnya mendorong Gen Z untuk mengikuti arus gaya hidup yang tinggi, bahkan terkadang tidak sesuai dengan isi kantong yang dimiliki.
Ekonomi Berbasis Pengalaman
Dari segi ekonomis, Gen Z cenderung memprioritaskan pengalaman memiliki suatu benda daripada kepemilikan benda. Namun yang menjadi paradox adalah mereka juga cenderung tergoda oleh penawaran produk, diskon atau voucher diskon yang ada di online shop yang menarik mata, dan seringkali memicu pembelian impulsif meskipun barang tersebut tidak benar-benar mereka perlukan.
Kesadaran Lingkungan yang Berkembang
Meskipun demikian, ada pula Gen Z yang juga mulai memiliki kesadaran terhadap lingkungan hidup. Di lansir dari Intelligence Node, banyak dari Generasi Z yang mulai mempertimbangkan dampak lingkungan atau limbah dari hasil pola konsumsi mereka yang tinggi.
Di sosial media sudah banyak anak muda yang mulai memperhatikan isu lingkungan dengan pola gaya hidup yang sederhana dan penuh tanggung jawab untuk keberlanjutan lingkungan. Di sisi lain, mereka juga mempertimbangkan untuk membeli brand yang mendukung keberlanjutan lingkungan alam. Namun, tantangannya adalah bagaimana mereka mengubah kesadaran ini menjadi tindakan nyata dalam membeli barang-barang sehari-hari.