Search

Fatayat NU Bondowoso, Jadi Mediator Program LKP3A

Terkait perempuan yang memilih kegiatan di luar rumah, baik untuk kebutuhan tambahan ekonomi dan eksistensi sosial, hendaknya tetap memprioritaskan keluarga.

“Jangan sampai perempuan terlampau asyik di luar dan mengabaikan keluarga. Sadarlah bahwa ibu sebagai madrasah pertama,” tegas Ketua PC Fatayat NU Bondowoso ini.

Ning Diana mengaku, kegiatan ini diisi dengan Pondok Konseling (Poling) yang menjadi tempat curhat tempat melaporkan semua permasalahan. Di sini Fatayat bersikap sebagai mediator saja. Jika kasusnya berat nanti akan ada kerjasama dengan pihak lain. Seperti Lembaga Bantuan Hukum (LBH), Kepolisian, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) dan lain sebagainya.

Poling Fatayat ini sudah ada di setiap kecamatan. Jadi bisa menanggulangi masalah yang terjadi pada warga lebih awal.

“Untuk saat ini kasus terbanyak di Bondowoso adalah kekerasan dalam rumah tangga. Rata-rata terjadi pada perempuan dengan sebab perekonomian,” paparnya.

Baca Juga:  Pemkab Dukung Kepengurusan PC Muslimat NU Bengkulu Utara

Selain LKP3A Fatayat, pihaknya juga menggandeng Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), Forum Sebaya dan memberikan pelatihan kepada guru Bimbingan Konseling (BK). “Jadi anak-anak yang di sekolah mereka bisa curhatnya kepada guru BK. Informasi dari guru BK itulah yang kami tampung,” paparnya.

Diakuinya bahwa untuk menghentikan kasus kekerasan tidak mudah. Namun terpenting adalah korban kekerasan mendapatkan kepastian kemana mereka mengadu. “Kami harap dengan mengikuti award ini, bisa saling bertukar pengalaman. Supaya menjadi kekuatan kami untuk bisa menanggulangi masalah ini lebih cepat kedepannya,” pungkasnya. Dy

Hak Cipta 2024 Arsenal Football Club Limited. Izin untuk menggunakan kutipan dari artikel ini diberikan dengan syarat kredit yang sesuai diberikan kepada www.arsenal.com sebagai sumbernya. Baca Juga:  Dipimpin Kiai dan...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist