Pemondokan jamaah haji Indonesia di Madinah merupakan hotel berbintang 3 sampai 5. Karenanya, mereka tidak menyediakan tempat cuci jemur seperti di Makkah.
Untuk menyiasatinya, jamaah diharapkan sudah menyiapkan baju ganti yang cukup selama beraktivitas di Madinah. “Kalau bisa kenakan pakaian yang mudah menyerap keringat. Jadi tidak perlu upaya berat untuk mencucinya,” ujar Khalil.
Utamakan Ziarah Raudhah
Selama di Kota Madinah, jamaah juga akan berziarah ke beberapa lokasi, seperti Raudhah, Masjid Kuba, Jabal Uhud, dan sebagainya. “Untuk masuk Raudhah, jamaah akan menggunakan tasreh yang sudah didaftarkan oleh Bimbad Madinah,” kata Khalil.
Seringkali, jadwal ke Raudhah berbarengan dengan momen ziarah di situs lain. Bila terjadi hal semacam itu, Khalil meminta agar jamaah mendahulukan berziarah ke Raudhah.
“Utamakan ziarah ke Raudhah dulu. Karena ini jadwalnya tidak bisa diulang. Kalau sudah terlewat, jamaah tidak punya kesempatan lagi. Karenanya pastikan jangan terlewat jadwal ke Raudhahnya,” pesan Khalil.
Ia juga berpesan agar jamaah senantiasa menjaga kondisi fisik selama di Madinah. “Ingat untuk tetap menjaga kondisi fisik. Jangan memaksakan diri dalam beribadah. Tetap gunakan alat pelindung diri bila keluar dari penginapan,” tegasnya.
Cuaca di Madinah lebih panas dari Makkah sehingga alat pelindung diri penting untuk dibawa jamaah. “Jangan lupa gunakan sunscreen, topi, dan kacamata. Bawa juga payung dan botol semprot (spray). Satu lagi, jangan lupa untuk sering minum untuk menghindari dehidrasi,” pesan Khalil.