Aulanews.id, Makkah () — Jamaah gelombang kedua secara bertahap akan mulai diberangkatkan dari Makkah menuju Madinah pada Rabu, 26 Juni 2024. Para jamaah akan berada di Madinah selama lebih kurang delapan sampai sembilan hari.
Kepala Daerah Kerja Makkah Khalilurrahman menyebut hari ini ada 17 kloter jamaah gelombang kedua yang akan diberangkatkan ke Madinah. Ia mengimbau jamaah untuk mulai menyiapkan kebutuhan peribadatannya di Kota Madinah sejak masih berada di Makkah.
“Tidak seperti di Makkah, di mana jarak hotel ke Masjidil Haram relatif agak jauh sehingga butuh Bus Shalawat, di Madinah hotelnya dekat dengan masjid Nabawi. Kira-kira jarak hotel ke Masjid Nabawi sekitar 500 meter,” tutur Khalilurrahman di Makkah, Rabu (26/6/2024).
Khalil, begitu ia biasa disapa, mengingatkan bahwa kondisi hotel di Madinah berbeda dengan di Makkah. “Kapasitas hotel di Madinah tidak sebanyak di Makkah. Bila di Makkah satu hotel ada yang bisa menampung sampai 20 ribu jamaah, di Madinah paling sekitar 1.500 an,” papar Khalil.
Hal ini yang perlu dipahami para jamaah, karena kondisi tersebut berdampak terhadap penempatan jamaah. “Jangan kaget kalau nanti ada kloter yang terpisah penempatannya,” ujar Khalil.
Karena jumlah kapasitasnya sedikit, maka tak heran jika hotel di Madinah memiliki lobi yang lebih kecil dibandingkan pemondokan di Makkah.
“Namun, yang juga perlu diingat jamaah, di Madinah jumlah lift hotelnya terbatas. Jadi, kalau mau salat fardhu di Nabawi, jamaah perlu mengatur juga waktu turun lift-nya,” imbuhnya.
Karakteristik hotel di Madinah memiliki luasan yang lebih kecil dari hotel-hotel di Makkah. “Berbeda juga dengan di Makkah, pemondokan di Madinah tidak menyediakan mushala,” terang Khalil.
Pemondokan jamaah haji Indonesia di Madinah merupakan hotel berbintang 3 sampai 5. Karenanya, mereka tidak menyediakan tempat cuci jemur seperti di Makkah.
Untuk menyiasatinya, jamaah diharapkan sudah menyiapkan baju ganti yang cukup selama beraktivitas di Madinah. “Kalau bisa kenakan pakaian yang mudah menyerap keringat. Jadi tidak perlu upaya berat untuk mencucinya,” ujar Khalil.
Utamakan Ziarah Raudhah
Selama di Kota Madinah, jamaah juga akan berziarah ke beberapa lokasi, seperti Raudhah, Masjid Kuba, Jabal Uhud, dan sebagainya. “Untuk masuk Raudhah, jamaah akan menggunakan tasreh yang sudah didaftarkan oleh Bimbad Madinah,” kata Khalil.
Seringkali, jadwal ke Raudhah berbarengan dengan momen ziarah di situs lain. Bila terjadi hal semacam itu, Khalil meminta agar jamaah mendahulukan berziarah ke Raudhah.