Aulanews.id – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Daerah Pemilihan (Dapil) Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta ini menyarankan agar debat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 digelar dengan lebih menarik dan berbobot.
Dia mengatakan, salah satu faktor yang berpotensi membuat perdebatan antar-calon presiden (capres) dan wakil presiden (wapres) tidak mendalam adalah banyaknya tema dalam satu serial debat atau sama seperti debat-debat pilpres sebelumnya.
Dia mencontohkan, pada debat perdana antarcapres, ketiga capres diharuskan adu gagasan untuk tujuh tema utama, yaitu pemerintahan, hukum, hak asasi manusia (HAM), pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga dalam waktu kurang dari 120 menit. “Meskipun tema yang menumpuk ini punya keterkaitan satu sama lain, tetapi belajar dari pengalaman debat pemilu-pemilu sebelumnya, akibat banyaknya tema yang harus dibahas dengan waktu yang sangat terbatas, capres terjebak dalam narasi yang mengawang-ngawang,” katanya dalam siaran pers, Selasa (12/12/2023).
Oleh karena itu, dia meminta para capres mampu menyampaikan gagasan konkret serta menyentuh langsung ke inti persoalan dan disesuaikan dengan isu kekinian. Ia mengatakan, jika rangkaian debat Pilpres 2024 digelar secara berbobot dan menarik, baik dari sisi substansi maupun teknis, dampak yang diberikan akan besar dalam meningkatkan kualitas Pemilu 2024.
Dia juga menilai, hal tersebut akan menguntungkan bagi penyelenggara pemilu, seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sebab, rangkaian debat Pilpres 2024 sejatinya adalah sosialisasi paling masif, efektif, dan efisien untuk meningkatkan tingkat partisipasi pemilih. “Meski banyak pihak menyangsikan rangkaian debat Pilpres 2024, acara ini akan tetap menarik, baik dari sisi substansi, seperti ketajaman pertanyaan dan jawaban capres, maupun teknis, seperti kemasan, dinamika, ritme, dan porsi debat,” terangnya.
Selain itu, rangkaian debat Pilpres 2024 ini juga akan memberi dampak besar bagi semua pasangan calon (paslon), terutama untuk meningkatkan elektabilitas masing-masing. Fahira menjelaskan, paslon dapat panggung debat dengan baik untuk memaparkan gagasan-gagasan mereka serta mampu menyuarakan keresahan publik sekaligus memberikan solusinya. “Paslon yang mampu melakukan itu dengan baik mempunyai potensi mendapatkan limpahan suara, terutama dari pemilih yang hingga saat ini belum menentukan pilihannya,” tandas dia. (Ful)