Aulanews.id – Filipina menuduh Tiongkok melakukan “manuver berbahaya” di Laut Cina Selatan yang disengketakan sehingga merusak kapal-kapalnya dan menyebabkan empat warga Filipina mengalami luka ringan, dan memperingatkan bahwa tindakan tersebut telah membahayakan nyawa.
Dilansir dari situs Guardian pada tanggal 20 Februari, Filipina mengatakan kapal penjaga pantai dan milisi maritim Tiongkok telah menyebabkan dua tabrakan, yang menyebabkan kerusakan struktural ringan pada lambung salah satu kapal penjaga pantainya. Penggunaan meriam air secara bersamaan oleh dua kapal Tiongkok terhadap kapal pasokan sipil menghancurkan kaca depan kapal dan menyebabkan cedera ringan pada setidaknya empat personel di dalamnya, menurut satuan tugas nasional Filipina.
Insiden tersebut terjadi saat Filipina menjalankan misi pasokan ke BRP Sierra Madre, kapal kedua era perang dunia yang berfungsi sebagai pos terdepan bagi kontingen kecil pasukan Filipina. Kapal berkarat itu kandas di perairan dangkal Second Thomas Shoal, terumbu karang terendam yang terletak di Kepulauan Spratly, pada tahun 1999.
Angkatan bersenjata Filipina mengatakan rotasi dan penambahan pasukan di BRP Sierra Madre adalah “tugas rutin untuk mempertahankan pasukan militer yang dikerahkan di Laut Filipina Barat dan mempertahankan kehadiran Filipina di zona ekonomi eksklusifnya.”
Rekaman salah satu insiden tersebut, yang dibagikan oleh Filipina, menunjukkan awak kapal bergegas menempatkan penyangga di antara dua kapal penjaga pantai saat mereka bertabrakan. Rekan-rekan mereka di Tiongkok berdiri untuk merekam kejadian tersebut.
Tiongkok mengatakan penjaga pantainya telah mengambil tindakan terhadap kapal Filipina yang “menyusup secara ilegal” ke perairan dekat Second Thomas Shoal.
Pihak Filipina “dengan sengaja menimbulkan masalah” dengan Tiongkok dan “dengan jahat mengobarkan propaganda dan terus merusak perdamaian dan stabilitas di Laut Cina Selatan”, katanya.
Atol yang disengketakan ini terletak 118 mil (190 km) di lepas pantai Pulau Palawan, Filipina, dalam zona ekonomi eksklusif Manila, dan merupakan titik konflik di Laut Cina Selatan.
Filipina sering menuduh kapal-kapal Tiongkok melakukan upaya agresif dan berbahaya untuk menghalangi misi pasokan pasokan ke perairan dangkal tersebut. Para analis telah memperingatkan bahwa, ketika insiden semakin sering terjadi, terdapat risiko kesalahan perhitungan yang dapat menarik AS, sekutu Filipina, untuk berkonfrontasi dengan saingannya, Beijing.