Eri sangat yakin dengan adanya semangat dari Tim Siswa Satgas Sekolah, maka para orangtua yang masih merasa di area sekolah masih rawan akan penyebaran Covid-19 akan mengizinkan anak-anaknya mengikuti PTM.
Oleh sebab itu, Satgas Siswa harus bisa memberikan contoh gotong-royong kepada para orangtua dalam menjaga lingkungan sekolah.
“Matur nuwun (terima kasih) anak-anakku. Terus jagalah jiwa pemimpin di hatinya anak-anakku semuanya, terus jaga jiwa gotong royong. Insya Allah saya yakin anak-anakku Satgas Siswa Sekolah Tangguh, di kemudian hari akan menjadi pemimpin-pemimpin yang hebat,” lanjutnya.
Wiwin Puspitasari (40), adalaj salah satu orangtua siswa yang putrinya menjadi Satgas Covid-19 di sekolah. Dirinya mengaku sangat bersyukur PTM di Surabaya akan segera dilaksanakan. Karena, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama ini dinilai kurang efektif.
“Kalau di rumah belajarnya kurang efektif. Benar kayak gurunya sudah melalui zoom, pesan suara, video, itu sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi terkadang penangkapan ke anak-anak kan beda-beda,” ungkap Wiwin.
Oleh karena itu, Ibunda dari Mutiara Aqila Anjani, pelajar SDN Sambikerep II Surabaya, mengizinkan putrinya untuk mengikuti PTM di sekolah. Meskipun PTM berjalan dua atau tiga kali dalam seminggu, paling tidak ada interaksi tatap muka dengan gurunya.
“Meski begitu tiap hari prokesnya juga harus ketat. Suami juga sudah mengizinkan, dan dari anaknya sendiri juga ingin masuk sekolah,” ujar dia, dikutip dari kompas.com.