Salah satu peserta, Beket Safiyanur, mengaku senang mengikuti kelas membatik tersebut.
“Saya mengikuti kelas batik yang sangat kreatif. Bagi saya program ini mengesankan dan menambah pengetahuan saya,” kata warga Kazakhstan yang juga mengikuti kelas Bahasa Indonesia tersebut.
Sementara itu, pengajar kelas batik, Deby Rahmayanti optimistis bahwa batik bisa menjadi salah satu pintu diplomasi budaya Indonesia di Kazakhstan.
“Antusiasme peserta sangat bagus karena beberapa peserta yang ikut memiliki latar belakang seni, seperti guru seni di sekolah, juga ada penggiat seni,” katanya.
Menurut dia, batik bisa menjadi pintu diplomasi budaya, karena merupakan bagian dari kehidupan masyarakat di Kazakhstan.
“Dalam batik ada nilai-nilai hidup orang Indonesia, seperti kesabaran, kedisiplinan, dan ketelitian,” ujarnya. (Mg06)