“Tahun anggaran 2022 kami menganggarkan sebesar 15 persen dari total anggaran belanja Unusa. Kami tidak ingin dosen di Unusa hanya fokus pada bidang pengajaran saja, tapi juga harus seimbang menjalankan penelitian dan pengabdian sebagaimana tuntutan dalam tri dharama perguruan tinggi,” tambahnya.
Sementara Ketua LPPM Unusa, Achmad Syafiuddin, S.Si., M.Phil., Ph.D., mengatakan kuncuran dana dari Kementerian ini menjadi salah satu bukti bahwa Unusa memiliki kompetensi dan kemampuan di dalam melakukan penelitian-penelitian yang hasilnya dapat dimanfaatkan dan dirasakan oleh masyarakat.
“Kami memang memberikan pandangan kepada para dosen dan peneliti di Unusa bahwa melalui penelitian kita tidak hanya dapat menguji dan mempraktikan teori dari ilmu yang diajarkan kepada mahasiswa, tapi sekaligus bisa melakukan pengabdian untuk masyarakat. Ini tercermin dalam nama LPPM itu sendiri,” kata dosen yang mencatatkan diri sebagai ilmuwan dunia paling berpengaruh.
Dikatakan Syafiuddin, empat penelitian yang berhasil didanai oleh Kementerian ini mempunyai out put yang tidak hanya sebatas pada pelaporan hasil penelitian dan penulisan jurnal tapi juga dapat dirasakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat atau komunitas.
Dihubungi terpisah, ketua tim peneliti untuk pencegahan stunting dengan peningkatan status gizi masyarakat melalui pelatihan pengolahan ikan gabus, Dr dr Handayani M Kes mengatakan, penelitian sekaligus pengabdian masyarakat yang dilakukannya menyasar kelompok ibu-ibu Muslimat dan Fatayat HU di Bangil, Kab. Pasuruan.
“Sebelum terjun langsung memberikan cara pengolahan ikan gabus, kami melakukan Focus Group Discussion (FGD). Bertujuannya untuk meningkatkan pengetahuan ibu-ibu muda tentang pemberian makanan tinggi protein untuk anak balita,” katanya.