Dikatakan Syafiuddin, empat penelitian yang berhasil didanai oleh Kementerian ini mempunyai out put yang tidak hanya sebatas pada pelaporan hasil penelitian dan penulisan jurnal tapi juga dapat dirasakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat atau komunitas.
Dihubungi terpisah, ketua tim peneliti untuk pencegahan stunting dengan peningkatan status gizi masyarakat melalui pelatihan pengolahan ikan gabus, Dr dr Handayani M Kes mengatakan, penelitian sekaligus pengabdian masyarakat yang dilakukannya menyasar kelompok ibu-ibu Muslimat dan Fatayat HU di Bangil, Kab. Pasuruan.
“Sebelum terjun langsung memberikan cara pengolahan ikan gabus, kami melakukan Focus Group Discussion (FGD). Bertujuannya untuk meningkatkan pengetahuan ibu-ibu muda tentang pemberian makanan tinggi protein untuk anak balita,” katanya.
Tentang dipilihnya ikan gabus, Handayani mengungkapkan, ikan gabus merupakan bahan makanan yang tinggi protein albumin, dan baik diberikan sebagai makanan untuk anak balita. Karena tinggi protein albumin, ikan gabus juga dapat mencegah terjadinya stunting atau gagal tumbuh/pendek.
“Pihak muslimat dan Fatayat NU menyambut baik dan sangat antusias terhadap pengmas ini. Kami seusai pelatihan akan memberikan peralatan untuk pembuatan makanan olahan ikan gabus. Pemberian peralatan ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk produksi makanan olahan ikan gabus, dan dapat menjadi unit usaha mandiri bagi Fatayat NU Bangil dalam memberdayakan ibu-ibu munda untuk menambah penghasilan keluarga,” katanya. (ern/s)
dilansir dari kominfo.jatimprov.go.id