“Selamat kepada para fasilitator sekolah penggerak angkatan 2 yang telah lolos dan resmi mengemban amanah sebagai fasilitator. Tahun lalu, istilah fasilitator dinamakan pelatih ahli, namun diangkatan 2, dengan berbagai pertimbangan akhirnya diubah dengan istilah fasilitator,” ungkapnya.
Rudi Umar Susanto mengatakan motivasinya mengikuti Program Sekolah Penggerak adalah kesadaran bahwa dunia pendidikan di Indonesia perlu pembenahan dan transformasi. “Motivasi saya mengikuti program ini adalah saya sadar dunia pendidikan di Indonesia perlu melakukan pembenahan dan transformasi. Salah satu upaya saya untuk bisa ikut mengubah pendidikan Indonesia menjadi lebih baik adalah dengan cara mengikuti program pelatih ahli ini,” ungkap Rudi, Selasa (8/3/2022).
Dosen S1 PGSD Unusa ini mengaku sangat bangga berhasil lolos setelah melalui beberapa rangkaian seleksi. Mulai dari seleksi administrasi untuk menjadi fasilitator, simulasi melatih, hingga harus melakukan sesi wawancara dengan asesor.
“Saya sangat senang dan pastinya bangga dengan pencapaian ini mengingat program fasilitator (pelatih ahli) adalah program resmi dari Kemendikbud Ristek. Tidak semua yang mendaftar bisa lolos karena syarat untuk lolos cukup berat, mulai syarat administrasi, simulasi melatih, hingga wawancara dengan dua orang asesor,” ungkapnya.
Rudi berharap melalui menjadi fasilitator Program Sekolah Penggerak, dia bisa memberi dampak positif bagi pendidikan Indonesia. Ia berharap bisa memperoleh banyak pengalaman serta ilmu selama menjadi fasilitator Program Sekolah Penggerak.
“Harapan saya adalah dapat mengikuti program ini dengan baik dari awal hingga selesai dan memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan di Indonesia. Selain itu, pengalaman dan ilmu yang saya dapatkan selama menjadi fasilitator Kemdikbudristek dapat saya bagikan kembali untuk civitas akademika Unusa sehingga ke depannya lebih banyak lagi fasilitator dari Unusa,” ungkapnya. (***)