Yang menarik, jika disimulasikan dua kandidat paslon, elektabilitas Gus Haris mendominasi dibandingkan dengan semua kandidat paslon. Elektabilitasnya mencapai 55,9% hingga 61,8%. Dengan selisih dengan paslon lainnya antara 45%-50%.
*Masyarakat Probolinggo Ingin Perubahan*
Ardian Sopa, peneliti senior LSI Denny JA, menyampaikan bahwa tingginya elektabilitas kandidat sangat dipengaruhi oleh keinginan masyarakat Probolinggo. “Dalam survei juga terungkap bahwa masyarakat Probolinggo menginginkan figur pemimpin dengan latar belakang keagamaan yang kuat, jujur, dan berkeyakinan mampu membawa perubahan bagi Probolinggo,” jelas Sopa.
Senada dengan Ardian Sopa, Kepala Wilayah LSI Denny JA Jatim Bali Imam Fauzi Surahmat mengatakan, Kabupaten Probolinggo ini cukup unik. Masyarakatnya memiliki harapan besar pada pemimpin baru yang clear dari kasus-kasus korupsi.
“Warga Probolinggo seperti trauma dengan kasus korupsi yang menjerat bupati mereka sebelumnya. Jadi wajar warga ingin sosok baru yang bisa membawa perubahan besar bagi Probolinggo,” ujarnya.
Jika melihat trend kenaikan elektabilitas Gus Harus dari dua periode survei LSI memang sangat signifikan. Kenaikan yang mencapai angka tertinggi 61,8% dalam simulasi head to head menunjukan bahwa elektabilitas Gus Haris sangat dominan dan relatif cukup sulit untuk di kejar oleh kandidat yang lain. Tentu ini adalah sinyal bahwa pilkada Probolinggo 2024 adalah memang milik Gus Haris seutuhnya.
Untuk diketahui, Kabupaten Probolinggo mendapat goncangan kasus korupsi setelah Bupati Puput Tantriana Sari dan suaminya, Hasan Aminudin (eks bupati Probolinggo), terkena OTT KPK terkait kasus jual beli jabatan dan korupsi lainnya. Keduanya sedang menjalani hukuman dan menghadapi kasus terbarunya di KPK, yakni kasus TPPU.
Di samping analisis elektabilitas, survei LSI Denny JA juga mengeksplorasi isu-isu kritis yang dihadapi oleh Kabupaten Probolinggo. Mulai dari pembangunan ekonomi, infrastruktur, pendidikan, hingga kesehatan. Responden survei secara konsisten menyatakan keinginan untuk perbaikan di berbagai sektor ini, menekankan pentingnya visi dan kemampuan eksekusi dalam kepemimpinan baru. (*)