Khamenei mengeluarkan pernyataan pada hari Sabtu, menyusul pengumuman Israel bahwa Nasrallah telah terbunuh, dengan mengatakan: “Nasib wilayah ini akan ditentukan oleh kekuatan perlawanan, dengan Hizbullah di garis terdepan.”
“Darah martir tidak akan terbalaskan,” katanya dalam pernyataan terpisah, saat mengumumkan lima hari berkabung untuk menandai kematian Nasrallah.
Meninggalnya Nasrallah merupakan pukulan telak bagi Iran, menyingkirkan sekutu berpengaruh yang membantu membangun Hizbullah menjadi poros utama konstelasi kelompok sekutu Teheran di dunia Arab.
Jaringan sekutu regional Iran, yang dikenal sebagai ‘Poros Perlawanan ‘, membentang dari Hizbullah di Lebanon hingga Hamas di Gaza, milisi yang didukung Iran di Irak, dan Houthi di Yaman.
Hamas telah berperang dengan Israel selama hampir setahun, sejak para pejuangnya menyerbu Israel pada 7 Oktober. Sementara itu, Houthi telah meluncurkan rudal ke Israel dan ke kapal-kapal yang berlayar di Teluk Aden dan Laut Merah di sepanjang pantai Yaman.
Hizbullah telah terlibat dalam baku tembak di perbatasan Lebanon selama Perang Gaza dan telah berulang kali mengatakan tidak akan berhenti sampai ada gencatan senjata di Gaza.
Setelah serangan terhadap pager dan walkie-talkie, seorang pejabat keamanan Iran mengatakan kepada Reuters bahwa operasi berskala besar sedang dilakukan oleh Garda Revolusi untuk memeriksa semua perangkat komunikasi. Ia mengatakan sebagian besar perangkat ini buatan sendiri atau diimpor dari China dan Rusia.
Pejabat itu mengatakan Iran khawatir tentang infiltrasi agen-agen Israel, termasuk warga negara Iran yang menerima gaji Israel, dan penyelidikan menyeluruh terhadap personel telah dimulai, yang menargetkan anggota Garda Revolusi yang berpangkat menengah dan tinggi.