Gus Yahya menjelaskan bahwa rasional itu berarti tidak memunculkan sentimen identitas ataupun primordialisme. Namun, hal yang harus dikedepankan adalah kepentingan objektif yang bisa dibicarakan bersama. “Tidak usah main sentimen identitas, tidak usah main primordial, tetapi kita bicara kepentingan objektif rasional yang bisa didiskusikan,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.
Adapun berakhlak yang dimaksud adalah sportif dalam proses keberlangsungan Pemilu. “Artinya disiplin di dalam menjaga sportivitas dalam kompetisi Pemilu,” katanya. Karenanya, ia juga tidak ingin identitas NU dieksploitasi dalam rangka politik praktis itu. “Di samping memang, soal demokrasi rasional, tidak mau identitas ke-NU-an dieksploitasi,” pungkasnya. (Vin)