Aulanews.id – SMA Al Muslim kembali mengirimkan dua siswa untuk mengikuti konferensi internasional setelah sukses tahun lalu dengan delegasi di konferensi International Model of United Nation (IMUN) di Atmajaya University. Tahun ini, Naila Saadah Cahyani (XII Ar Rahman) dan Almer Firdaus Widjokongko (XII Al Hakam) ditunjuk untuk berpartisipasi dalam Asian Youth International Model of United Nations (AYIMUN) di Kuala Lumpur, Malaysia. AYIMUN adalah salah satu simulasi sidang PBB terbesar di Asia yang mengumpulkan ribuan siswa dari berbagai negara untuk berdiskusi dan berdebat mengenai isu-isu global yang mendesak. Acara ini memberikan platform bagi para siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, keterampilan berbicara di depan umum, dan kemampuan diplomasi. Acara ini berlangsung selama 3 hari, 2-5 Agustus 2024 dan ditujukan khusus bagi peserta di bawah usia 25 tahun.
Sebelum keberangkatan mereka, para siswa telah menyusun position paper yang komprehensif mengenai topik-topik yang akan dibahas dalam sidang. Position paper ini mencerminkan pandangan dan kebijakan negara-negara yang mereka wakili, serta solusi yang mereka usulkan untuk mengatasi masalah global. Pembuatan position paper ini melibatkan riset mendalam dan analisis yang kritis, yang membantu siswa dalam mempersiapkan argumen mereka dengan baik.
Hari pertama, para siswa tiba di Kuala Lumpur dengan penuh antusiasme. Mereka disambut hangat oleh panitia AYIMUN yang memulai acara dengan upacara pembukaan yang megah. Ketua Panitia AYIMUN menyampaikan pidato yang menginspirasi, menekankan pentingnya peran generasi muda dalam menciptakan perdamaian dunia. Setelah upacara pembukaan, para siswa mengikuti sesi orientasi yang memberikan gambaran umum tentang jadwal kegiatan, aturan sidang, dan etika berdebat. Sesi ini penting untuk mempersiapkan mereka menghadapi tantangan dalam siding hari berikutnya.
Hari kedua diawali dengan sesi sidang pertama. Para siswa dibagi menjadi berbagai komite yang mencerminkan struktur PBB, seperti komite Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan (UNESCO), komite Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), komite perdagangan dunia (WTO), dan komite Kesehatan Dunia (WHO). Setiap siswa berperan sebagai delegasi negara yang mereka wakili, berdebat dan bernegosiasi mengenai isu-isu global. Di dalam komite-komite ini, siswa menunjukkan kepiawaian mereka dalam berbicara di depan umum, menyampaikan argumen yang logis, dan mencari solusi bersama untuk berbagai masalah internasional. Salah satu topik yang dibahas adalah perubahan iklim dan dampaknya terhadap sektor kesehatan.