Aulanews.id – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebut Indonesia berpeluang menciptakan sekitar 46 juta lapangan kerja baru selain pengembangan teknologi dan informasi. Hal tersebut disampaikan oleh Profesor Tjitjik Srie Tjahjandarie, Pj Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ia mengatakan hal ini merupakan tantangan bagi perdana menteri Indonesia. Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan harus mendorong pimpinan universitas untuk mempersiapkan prosedur dan strategi untuk membantu lulusannya memanfaatkan peluang kerja yang luas.
“Pendidikan tinggi menjadi kunci untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul, khususnya untuk menyongsong Masa Keemasan Indonesia pada tahun 2045,” katanya, Senin (20/2023).
Namun, dia tidak memungkiri bahwa masyarakat bisa kehilangan sekitar 23 juta pekerjaan akibat kemajuan teknologi dan informasi.
Oleh karena itu, seluruh perdana menteri dan pimpinan universitas dituntut untuk merespon secara adaptif dan efisien terhadap berbagai perubahan di masyarakat.
Saat ini, universitas hanya mempunyai pilihan untuk mentransformasikan pembangunan global dan memperkuat relevansinya.
Profesor Tjitjik Srie Tjahjandarie mengatakan Revolusi 4.0 menuju Society 5.0 semakin memperkuat ekonomi berbasis inovasi. Salah satu syarat utama inovasi dan pengetahuan ekonomi adalah menghasilkan bakat kreatif.
Nizam, Pj Dirjen Pendidikan Tinggi, mengatakan generasi muda mempunyai potensi memanfaatkan teknologi untuk menciptakan lapangan kerja baru. Pasalnya banyak startup yang berkembang di Indonesia.
“Bapak ibu, sebagai generasi digital sebenarnya kita mempunyai potensi dalam memanfaatkan teknologi untuk menerapkan inovasi dan kreativitas baru serta menciptakan lapangan kerja baru,” ujarnya dalam acara komunitas mahasiswa yang digelar di Jakarta (12/3/2023) secara daring.
Nizam merujuk pada studi McKinsey pada tahun 2019 yang memperkirakan 23 juta pekerjaan akan hilang di Indonesia pada tahun 2030, dan mengatakan bahwa ini berarti 2,5 juta pekerjaan akan hilang dalam satu tahun. Jumlah ini melebihi 2 juta lulusan baru yang dihasilkan perguruan tinggi di Indonesia.
Namun lanjut Nizam, McKinsey mengatakan kemajuan teknologi akan menciptakan lapangan kerja baru dua kali lebih banyak dibandingkan yang hilang.
“Tetapi lapangan kerja baru tersebut banyak yang sudah tidak ada lagi saat ini. Jadi ini adalah ruang dan peluang bagi Anda untuk memanfaatkan teknologi dan kreativitas untuk menciptakan lapangan kerja baru,” ujarnya.