Aulanews.id, Jakarta – Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid menilai sejauh ini Diplomat Indonesia di luar negeri berkinerja meningkat baik. Hal itu, menurutnya, terbukti dari suara perwakilan Indonesia di PBB yang kerap menuai pujian.
“Kinerja perwakilan kita di LN maupun di lembaga-lembaga internasional menurut saya tidak menurun justru meningkat baik. Di PBB Indonesia berulang kali ditunjuk baik itu di dewan keamanan ataupun HAM. Suara Indonesia di PBB dikenal lantang dan tegas untuk mendukung Palestina dan isyu lainnya,” kata Meutya kepada media, di Jakarta, Sabtu (23/12/2023).
Politisi Fraksi Partai Golkar ini juga menyebut Indonesia mendapat kepercayaan keketuaan ASEAN. Selain itu, dia juga menyinggung suksesnya G20 hingga APEC.
“Di ASEAN saat ini mendapatkan kepercayaan Keketuaan. Tuan rumah pertemuan besar dan strategis sekelad G20, hampir semua negara kecuali Rusia hadir di Bali. Belum lagi di APEC dan lain-lain. Suara lantang Indonesia di Uni Eropa untuk hilirisasi. Itu semua bagian kerja-kerja dari para perwakilan kita di LN, Jadi tidak benar diplomasi kita menurun,” ucapnya.
Kemudian, legislator Daerah Pemilihan I Sumatra Utara ini juga menepis terkait adanya titipan partai berkaitan dengan rekrutmen para diplomat. Menurutnya, wajar juga jika memang ada diplomat yang terpilih dari non-diplomat.
“Duta besar itu ditunjuk oleh Presiden dan jika berkaca kepada peran Indonesia baik di PBB, G20, APEC, Asean dan lainnya, duta besar-duta besar yang ditunjuk berhasil menunjukan kinerja baiknya”
“Sistem rekrutmen untuk posisi duta besar dipahami bahwa secara kelaziman sejak lama duta besar itu selain diisi oleh diplomat Kemlu, juga diisi non diplomat karir semisal jurnalis senior, akademisi, pengusaha, politisi. Adam Malik, Ali Sastroamidjojo juga berlatar belakang politik. Untuk contoh kekinian ada Tantowi Yahya eks dubes kita di Selandia Baru, Heri Akhmadi Dubes kita di Jepang, Lena Maryana di Kuwait, semua ditunjuk Presiden karena dinilai kompeten, dan diberi pertimbangan oleh DPR,” ujar dia.
“Bahasa yang tepat sebetulnya juga pemberian pertimbangan ya, DPR bukan memberi persetujuan. Duta besar itu ditunjuk oleh Presiden dan jika berkaca kepada peran Indonesia baik di PBB, G20, APEC, Asean dan lainnya, duta besar-duta besar yang ditunjuk berhasil menunjukan kinerja baiknya,” lanjut dia.
Sebelumnya, isu mengenai rekrutmen Diplomat RI ini mencuat dalam debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) RI pada Jumat (22/12/2023) malam. Rekrutmen para diplomat RI dalam debat cawapres tersebut, ungkap salah satu cawapres, dinilai perlu ditinjau ulang karena terkadang ada titipan dari partai, sehingga tidak mengerti tentang kerja-kerja diplomasi. (ha;/rdn)