Diplomasi Budaya dalam Pentas Musikal NARAYA Mahasiswa Indonesia di Singapura

Aulanews.id, Singapura –  Seribuan pengunjung riuh bertepuk tangan dan bersuit panjang saat delapan puluh mahasiswa Indonesia menuntaskan pentas musikal dengan tajuk INSIGHT  di Concert Hall Singapore Institute of Management pada hari Sabtu, 20 Januari 2024. Pentas musikal ini mengambil judul “Naraya, the Song of Sacrifice” berkisah mengenai Putri Maharina dari kerjaan Tirtacahya yang memimpin negerinya demi kemakmuran rakyatnya. Kerajaan tersebut goncang saat Raja Prabusurya dari kerajaan Nagara datang dan ingin menguasai kekayaan alam Tirtacahya. Hasutan dari penasehat kerajaan Nagara menambah berat penderitaan rakyat serta meperuncing konflik antara dua kerajaan.
Naraya dipentaskan selama kurang lebih dua setengah jam dengan jeda lima belas menit di tengah acara menampilkan setidaknya dua belas lagu yang diciptakan oleh Micele, mahasiswi tahun kedua di SIM. ”Naskah sudah dipersiapkan sejak bulan Juli 2023, sementara proses talent recruit dan latihan dilakukan sejak Oktober,”jelas Bianca Razenda, presiden organisasi mahasiswa Indonesia di SIM (InSIM). Mahasiswi tahun kedua ini juga bertindak sebagai co produser untuk pentas musikal ini. Pementasan ini dihelat sebagai program rutin awal tahun dan diproduksi oleh lebih dari 80 mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di SIM. ”Melalui Insight, mahasiswa Indonesia di Singapura serta di SIM khususnya, dapat mengekspresikan bakat dan talenta mereka di luar akademik,” ujar Bianca yang mengaku tidak bisa tidur selama dua hari menjelang pementasan. ”Pertunjukan ini menjadi pertaruhan kesuksesan dan keberhasilan mahasiswa Indonesia di SIM,” ujar Bianca lagi.
Kezia Wellem, wakil presiden InSIM menambahkan bahwa pentas musikal ini dilaksanakan setiap tahun. ”Hanya terhenti saat Pandemik 2021-2022. Kemudian berlanjut lagi,”ujar Kezia. Menurut Kezia, tidak mudah untuk menata ulang kembali semangat dan mood mahasiswa setelah pandemik. ”Tapi semangat teman-teman sangat luar biasa. Mereka rela latihan sepulang kuliah hingga malam, mencari sponsor, menata artistik hingga menghabiskan liburan akhir tahun,”ujar Kezia mengapresiasi kerja tim Insight ini.  Insight ”Naraya Song of Sacrifice”ini walaupun sangat kental muatan tradisional budaya Indonesianya, namun seluruh lirik dibawakan dalam bahasa Inggris karena “target kami selain warga Indonesia, juga masyarakat Singapura, agar mereka mengenal keberagaman budaya Indonesia lebi mudah,”tambah Kezia.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Singapura, IGAK Satrya Wibawa, yang hadir menyaksikan pementasan tersebut sangat mengapresiasi strategi diplomasi budaya yang dilakukan mahasiswa Indonesia ini. Selama ini, strategi diplomasi budaya dilakukan melalui pementasan seni tradisi yang bisa jadi tidak terlalu diminati kalangan gen Z atau gen alpha. Insight menampilkan cerita berbasis tradisi Jawa, dengan kombinasi kostum Jawa – Bali – Sumatra, tapi menyajikan lagu dengan lirik bahasa Inggris dengan tari kombinasi balet, tradisi dan teater disertai iringan musik modern. ”Diplomasi budaya tidak hanya soal seni tradisi tapi juga seni kontemporer yang menjadi minat generasi muda,”ujar Satrya. Strategi ini justru sangat tepat diterapkan di Singapura karena eksposur seni tradisi sebetulnya masih tinggi karena kedekatan jarak geografis dengan Indonesia. ”Änak-anak muda didekatkan dengan seni kontemporer yang berbalur tradisi, sehingga mereka tetap menunjukkan ketertarikan pada dua aspek tersebut,”ujar Satrya lagi. Dia menambahkan KBRI Singapura mendukung penuh kegiatan ini karena sejalan dengan misi diplomasi budaya yang menjadi tugas dan tanggung jawab atase pendidikan dan kebudayaan. Kemdikbudristek pun membuka program hibah budaya Indonesiana yang tidak hanya mendukung seni tradisi tapi juga seni kontemporer melalui pembiayaan pengiriman seniman, residensi ataupun muhibah.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist