Dimas Chairullah, Ciptakan Platform Digital untuk Selamatkan Anak Muda dari Gangguan Mental

Dimas Chairullah
Dimas Chairullah

Belum lagi, kata Dimas, membuat konten seringkali berbarengan dengan jam kuliah sementara ia menggunakan aplikasi editing seadanya. Sempat jadi bahan cemoohan teman-teman dan berhenti selama dua bulan. Dimas kemudian memutuskan kembali membuat konten lantaran jengah melihat teman-temanya kerap mendapat teguran dari dosen musababnya tugas kuliah hanya menyalin keseluruhan hasil dari internet.

“Jadi teman saya pernah ditegur karena selalu copy-paste tugas kuliah dari google dari situlah mulai terbersit membuat konten,” jelasnya.

Dimas menjadi satu dari sekian kisah remaja yang cermat membaca peluang di dunia digital. Ia pandai menganalisis pangsa dan ukuran pasar manajemen konten. Dengan memanfaatkan peluang yang ada di sekitarnya ia mampu mengembangkan soft skills yang kini bisa dirasakan teman-teman dan pengikutnya melalui komunitas Curhatinaja.id dan konten edukatif yang ada diberbagai platform sosial media.

“Kita punya waktu untuk bersinar masing-masing, enggak ada yang susah. Tinggal kita kembangkan saja dengan menambah skill karena persaingan di era sekarang semakin ketat. Anak muda bisa sukses dan memberikan manfaat pada orang banyak dengan menciptakan karya,” ucapnya.

Keterbatasan tak jadi penghalang kesuksesan

Sejak berhasil masuk kuliah di UIN Walisongo, Dimas memang sudah bertekad untuk mendapatkan beasiswa untuk membiayai kuliahnya dan bekerja. Ambisinya ini dilatarbelakangi oleh kondisi ekonomi keluarga yang penghasilannya tidak menentu.

“Bapak, Ibuku hanya sampai Sekolah Dasar. Mereka kerja keras agar anak-anaknya bisa sekolah tinggi. Bapak petani karet yang penghasilannya enggak nentu jadi aku sekolah sembari nyari penghasilan sendiri,” kata Dimas.

Perjalanan karirnya dimulai dengan langkah penuh keberanian. Dari Sumatera ke tanah jawa ia langkahkan kaki untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Prestasinya sebagai konten kreator dan penulis patut diacungi jempol. Bagi Dimas, keterbatasan ekonomi tak menghalangi Dimas untuk terus mewujudkan impiannya sebagai jurnalis.

“Saya ingin menjadi reporter dan news anchor. Saya mengidolakan Najwa Shihab,” ucapnya.

Dimas berkata semua ini berkat didikan orang tuanya. Sejak kecil ia dan dua saudaranya dididik untuk disiplin waktu. Disiplin diri merupakan senjata ampuh yang harus dimiliki setiap orang yang mau sukses! Untuk memiliki disiplin harus dibiasakan, tidak jarang pula harus dipaksakan.

“Ayah dan ibu saya hanya lulusan SD tapi ia ingin anak-anaknya sekolah tinggi. Dulu kalau berangkat sekolah kita diwajibkan berangkat pukul 06.30 dan enggak boleh terlambat. Kata Ibu lebih baik menunggu 1 jam ketimbang terlambat. Disiplin waktu inilah ternyata membawa saya sampai titik ini. Betapa berharganya waktu masa muda saya. Enggak mau aku sia-siakan. Jadi harus diisi dengan karya,” katanya.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist