Dimas Chairullah, Ciptakan Platform Digital untuk Selamatkan Anak Muda dari Gangguan Mental

Dimas Chairullah
Dimas Chairullah

Platform dikelola oleh Dimas beserta timnya berjumlah 36 orang, dua orang sebagai project director, yang lain sebagai konten kreator dan tim media sosial. Setiap hari mereka menyiapkan konten-konten edukasi kesehatan mental. motivasi, dan insipirasi bagi anak muda melalui instagram @curhatinaja.id.

“Di platform itu orang bebas curhat online dengan gratis tanpa perlu menyebutkan nama atau menyebutkan nama boleh dan akan direspon cepat oleh tim saya. Karena komunitas ini layanan terbesarnya adalah curhat all in. Kita bisa membawa anak muda untuk lebih aware terhadap kesehatan mental.”

“Jadi yang curhat ada mahasiswa, ibu rumah tangga, anak SMA, SMP, SD entah itu membahas soal karir atau sekadar curhat doang semuanya kita tampung. Ada yang kadang curhat via telepon, chat, video call jadi yang awalnya lewat website akhirnya kita memilih instagram biar lebih dekat dengan yang curhat.”

Dimas dan tim mengembangkan komunitas peduli kesehatan mental dengan fundraising untuk kegiatan offlinenya. Salah satu kegiatan yang telah dilakukan membantu anak yatim piatu di panti asuhan.

“Seringnya sih di online lebih dari itu kita sering melakukan sharing kesehatan mental untuk anak itu secara offline,” tutur Dimas.

Produktif menulis

Selain mendirikan komunitas peduli kesehatan mental, anak bungsu dari tiga bersaudara ini gemar menulis sejak duduk di bangku SMP. Kegemarannya dalam menulis dibuktikan dengan lahirnya novel ber-ISBN di antaranya Menari di Atas Hujan (2020), Senyuman Terakhir Wahyu (2020), Kenapa Harus Aku (2021), Genggam Tanganku tuk Yang Terakhir (2021), Hilang tapi Ada (2022), Allah izinkan Hambamu Terbang (2023).

Novel ini terbit tak sekonyong-konyong waktu, banyak hambatan yang dilalui Dimas mengingat jadwal perkuliahan dan organisasi kampus yang padat. Ia kadang menulis disela-sela jam perkuliahan.

Merangkap Konten Kreator

Kehidupan mahasiswa yang selalu disibukkan dengan tugas makalah membuat Dimas terpacu untuk membagi konten seputar pengetahuan mengerjakan tugas kuliah dengan mudah melalui media sosial miliknya. Tak dinyana, kontennya disambut baik, tak tanggung-tanggung jumlah followers capai 126 ribu di instagram dan 45,7 ribu pengikut Tiktok dengan nama akun @positif-dimas23. Dari hasil itu, Dimas mampu menghasilkan uang dari konten edukatif yang dikelolanya secara rutin.

Perjuangan Dimas sebagai konten kreator tak semulus yang dipikirkan banyak orang. Mulai dari keterbatasan alat seperti kamera yang proporsional, lighting, michrophone kadang membuatnya resah. Dimas hanya mengandalkan telepon genggam miliknya yang digunakan untuk kuliah sehari-hari dan menjadikan sinar matahari sebagai lighting.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist