Aulanews.id – Jakarta,
Kesedihan, bingung, kecewa, marah, atau perasaan kehilangan bisa memicu depresi keinginan untuk bunuh diri. Namun persoalan fatal ini masih luput dari perhatian masyarakat. Padahal bunuh diri menjadi penyebab kematian kedua terbesar pada anak muda rentang usia 15-29 tahun dan 77 persen terjadi di negara berpendapatan rendah.
Kondisi ini membuat, remaja asal Jorong Kenanga, Nagari Lubuk Jantan,Tanah datar Sumatera Barat, Dimas Chairullah berinisiasi mendirikan sebuah platform Curhatinaja.id untuk menampung persoalan yang tengah dihadapi remaja dengan menghadirkan sejumlah psikolog melalui beberapa akun media sosial di antaranya instagram, whatsapp, hingga website.
Lewat platform curhat gratis ini, Dimas berupaya mengajak anak muda keluar dari kubangan persoalan yang menyebabkan mental anak muda rusak. Platform ini kemudian berkembang menjadi sebuah komunitas peduli kesehatan mental yang dikelola oleh dia dan rekan-rekannya. Komunitas ini memberikan program motivasi, inspirasi dan seminar mengenai kesehatan mental dan diikuti oleh remaja-dewasa dari rentang usia 10 tahun hingga usia 30 tahun.
Kepada NU Online, remaja yang kini tengah menempuh pendidikan Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam di Universitas Islam Negeri (UIN) Wali Songo Semarang ini menuturkan, Curhatinaja.id dihadirkan berangkat dari latar belakang banyaknya kasus yang terjadi saat ini di mana orang-orang tidak mempunyai wadah untuk menampung keluh kesahnya.
Berkaca pada kasus remaja bunuh diri, kata dia, sebetulnya mereka hanya ingin keluar dari persoalan yang tengah dihadapi dengan membicarakan kepada teman, sahabat atau keluarga bukan mengakhiri hidupnya. Hal lumrah dan kebutuhan bagi manusia sebagai makhluk sosial sehingga membutuhkan keberadaan orang lain untuk meringankan dan membantu masalah dengan cara menjadi pendengar yang baik.