Dua Tugas Penting Pesantren di Era Digital
Sementara itu KH Imam Ghozali Said, Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur Surabaya menyatakan setidaknya ada dua tugas penting untuk pesantren Indonesia menghadapi era digital. Yaitu meneliti dan membandingkan naskah yang tercetak dengan manuskrip.
“Jadi untuk Indonesia dan pesantren, pertama adalah meneliti yang sudah tercetak, kemudian membandingkan yang tercetak dengan yang masih manuskrip dan itu adalah karya takhqiq,” kata Imam Ghozali Said.
Imam menjelaskan terkait pencarian naskah klasik yang disebut studi takhqiq. “Studi takhqiq adalah mencari naskah. Kalau ada satu, satu itu cukup, terus ditulis ulang dan dicetak,” jelasnya.
Ia pun menekankan bahwa perlu ada studi takhqiq profesional untuk membandingkan dan menentukan ketepatan serta kebenaran naskah. “Sebetulnya perlu ada studi takhqiq yang profesional. Dengan membandingkan satu naskah dengan naskah yang lain (untuk menentukan) yang mana yang lebih tepat dan kebenaran,” tandasnya.
Ia menambahkan bahwa saat meneliti, penulis bisa memberi penjelasan, kritik, atau wawasan baru. Kemudian bisa dicetak dan didigitalisasi. “Bisa memberi penjelasan, bisa dengan kritis, dan bisa dengan memberi wawasan baru terhadap isi teks itu. Setelah ini dilakukan, lalu dicetak, baru digitalisasi,” tukasnya. (Vin)