Ia pun menekankan bahwa perlu ada studi takhqiq profesional untuk membandingkan dan menentukan ketepatan serta kebenaran naskah. “Sebetulnya perlu ada studi takhqiq yang profesional. Dengan membandingkan satu naskah dengan naskah yang lain (untuk menentukan) yang mana yang lebih tepat dan kebenaran,” tandasnya.
Ia menambahkan bahwa saat meneliti, penulis bisa memberi penjelasan, kritik, atau wawasan baru. Kemudian bisa dicetak dan didigitalisasi. “Bisa memberi penjelasan, bisa dengan kritis, dan bisa dengan memberi wawasan baru terhadap isi teks itu. Setelah ini dilakukan, lalu dicetak, baru digitalisasi,” tukasnya. (Vin)