Aulanews.id, Sumenep – RA. Dewi Rachmi Amaliyah, SH, politisi perempuan asal Sumenep resmi maju sebagai Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur Dapil 14 Madura Raya. Bendahara Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Hanura Provinsi Jawa Timur (Jatim) mengungkapkan keingininan terbesarnya, yakni menyejahterakan rakyat Madura.
Lebih khusus, perempuan yang akrab disapa Dewi ini mengaku ingin memperjuangkan kebutuhan masyarakat di 4 Kabupaten di madura yakni Sumenep, Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan. “Harapan saya sebagai Bacaleg Madura, menjadi anggota Dewan Provinsi bisa menjembatani apa yang menjadi kebutuhan rakyat di Madura,” ungkap ibu satu putri ini.
Selain itu, Dewi juga berencana akan meneruskan visi Partai Hanura yaitu membangun dari daerah untuk kesejahteraan daerah guna kemakmuran bersama.
“Visi Partai Hanura ini akan saya menjadi pijakan saya. Untuk itu, mohon doanya atas keputusan ini guna berkontribusi di Partai Hanura,” tutur Dewi.
Kecintaannya di dunia Pendidikan membuatnya berniat akan memperjuangkan peningkatan SDM bagi masyarakat Madura lewat pendidikan. Tak hanya SDM, Dewi juga memberi perhatian khusus untuk petani tembakau. “Selain SDM, nasib petani tembakau juga akan menjadi perhatian khusus nantinya bila mendapat amanah dari masyarakat Madura. Petani tembakau harus berjaya dan sejahtera,” imbuhnya.
Lebih lanjut, perempuan cantik kelahiran Kota Sumenep menyampaikan meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat madura, khususnya kaum perempuan. “Potensi Madura banyak sekali, Harus dikelola untuk kesejahteraan masyarakat salah satunya melalui program pemberdayaan ekonomi perempuan,” tegasnya.
Menurutnya, perempuan itu harus hebat dalam dunia apapaun. “Mau berada dan berprofesi sebagai apapun, baik di politik, dunia profesional, atau bahkan jadi ibu rumah tangga, tetapi tidak boleh menutup diri untuk berkembang,” jelasnya.
Meski demikian, lanjut Dewi, hal itu tidak mudah, terkadang masih ada kultur (budaya) yang membuat wanita tidak sebebas kaum laki-laki dalam menjalankan tugas ataupun pekerjaannya. ” Misalnya kalau perempuan kadang, meski bekerja tapi pulangnya terlalu larut malam, nah biasanya mendapatkan stigma negatif. Beda dengan laki-laki, pulang pagi, oh mungkin itu kerja,” terangnya.
Namun, bagi Dewi hal itu jangan sampai menjadi hambatan untuk berkembang dan maju. “Itu bukan hambatan, justru itu harus jadi tantangan,” tandas Dewi.(Vin)