Aulanews.id, Teheran – Demonstrasi telah diadakan di seluruh penjuru Iran untuk mengecam Amerika Serikat dan Israel dan menandai pengambilalihan kedutaan besar AS di Teheran pada tahun 1979 ketika Israel membombardir Jalur Gaza.
Hari Sabtu (4/11/2023) menandai hari ke-13 bulan Aban di Iran, hari ketika kedutaan besar AS diserbu oleh kaum muda revolusioner tidak lama setelah revolusi negara itu pada tahun 1979, yang melahirkan pendirian teokratis saat ini di Iran.
Pengambilalihan kekuasaan pada tanggal 4 November 1979, yang terjadi setelah jatuhnya raja Iran yang didukung AS, berlangsung selama 444 hari, dan 52 orang Amerika ditawan. Situs kedutaan besar AS kini dapat diakses oleh publik sebagai representasi dari apa yang oleh para pejabat Iran disebut sebagai “sarang mata-mata”.
Hari ini dalam kalender Iran juga dikenal sebagai Hari Pelajar dan Hari Nasional Melawan Arogansi Global.
Dilansir dari Al Jazeera, Sabtu (4/11/2023) waktu setempat, para pengunjuk rasa, beberapa di antaranya adalah anak-anak, mulai berbaris di Teheran sekitar pukul 09.00 (12.30 GMT) dari Palestine Square di pusat kota hingga lokasi bekas kedutaan AS yang berjarak beberapa kilometer.
Televisi pemerintah menunjukkan orang-orang memegang bendera Palestina dan yang lain membakar bendera Israel, AS, dan Inggris. Di beberapa tempat, bendera AS dan Israel dikibarkan di tanah, sehingga para demonstran bisa berjalan di atasnya.
Teriakan “Matilah Amerika” dan “Matilah Israel” terdengar sepanjang pawai. Seorang pengunjuk rasa terlihat memegang potongan karton bergambar Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu sambil berlutut dengan tangan di belakang kepala sebagai tanda menyerah.