Di era sekarang, era reformasi, dimana budaya politik yang berkembang kini lebih berorientasi pada kekuasaan yang berkembang di kalangan petinggi politik. Hal ini mengakibatkan demokrasi yang semestinya berjalan lancar justru malah tersendat dan terjadi problematika sehingga tidak dapat berjalan dengan baik.
Bagaimana sistem politik kotor yang bisa kita lihat sekarang? Para partai politik yang hanya mementingkan kepentingan pribadi dan kelompok, menghasut rakyat untuk berlutut dan memilih mereka ketika pemilu diselenggarakan. Tak heran bila hal ini terjadi, dimana petinggi hanya melihat rakyat sebagai pion untuk mereka mencapai suatu kekuasaan. Budaya politik tidak berubah meskipun struktur juga fungsi-fungsi sistem politik Indonesia mengalami perubahan seiring bergantinya era.
Bergantinya pemimpin dan rezim yang telah terjadi kesekian kali tetap saja membuat rakyat tak bisa bebas memilih negara seperti apa yang ingin ditempati. Kepala Badan Bela Negara FKKPPI menuturkan esensi demokrasi adalah adanya keseimbangan. Demokrasi harus menjamin ketersediaan ruang bagi setiap warga negara untuk berekspresi dan menyuarakan hak-hak politiknya tanpa represi dan intimidasi, baik dari aparatur negara maupun dari kekerasan dalam masyarakat, dilansir dari suara.com.