Sementara itu, pada hari Senin tahun ajaran baru di wilayah Palestina juga resmi dimulai. Namun, lebih dari 630.000 siswa tidak dapat bersekolah karena semua lembaga pendidikan di Gaza masih tutup.
Kementerian Pendidikan Palestina mengatakan 90 persen sekolah di Gaza telah hancur atau rusak akibat serangan Israel di wilayah tersebut.
“Makin lama anak-anak putus sekolah, makin sulit bagi mereka untuk mengejar ketertinggalan pembelajaran mereka dan makin rentan mereka menjadi generasi yang hilang, menjadi korban eksploitasi, termasuk perkawinan anak, pekerja anak, dan perekrutan ke dalam kelompok bersenjata,” kata Touma.
Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penolakan hak pendidikan 630.000 siswa merupakan “pelanggaran yang disengaja terhadap semua hak yang ditetapkan oleh hukum internasional, yang menjadikan masyarakat internasional dan badan-badan PBB bertanggung jawab untuk mengakhiri kejahatan ini”.
Sumber : Aljazeera