Jeda terbatas dalam pertempuran telah diadakan untuk memungkinkan peluncuran kampanye vaksinasi, yang bertujuan untuk menjangkau 640.000 anak di Gaza setelah kasus polio pertama di wilayah itu dalam sekitar 25 tahun.
Pejabat PBB mengatakan kampanye di Jalur Gaza bagian selatan dan tengah sejauh ini telah menjangkau lebih dari separuh anak-anak di sana yang membutuhkan vaksin tetes. Vaksinasi tahap kedua akan diperlukan empat minggu setelah tahap pertama.
Juliette Touma dari Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina mengatakan kepada kantor berita Reuters pada hari Senin bahwa 450.000 anak yang menjadi sasaran kampanye tersebut telah divaksinasi.
Taoma mengatakan, Hari Selasa adalah bagian tersulit saat kami menggelar kampanye di wilayah utara. Mudah-mudahan, itu akan berhasil sehingga kami dapat menyelesaikan tahap pertama kampanye. Tahap kedua dan terakhir direncanakan pada akhir bulan saat kami harus melakukan semua ini lagi.
Sementara itu, pada hari Senin tahun ajaran baru di wilayah Palestina juga resmi dimulai. Namun, lebih dari 630.000 siswa tidak dapat bersekolah karena semua lembaga pendidikan di Gaza masih tutup.
Kementerian Pendidikan Palestina mengatakan 90 persen sekolah di Gaza telah hancur atau rusak akibat serangan Israel di wilayah tersebut.
“Makin lama anak-anak putus sekolah, makin sulit bagi mereka untuk mengejar ketertinggalan pembelajaran mereka dan makin rentan mereka menjadi generasi yang hilang, menjadi korban eksploitasi, termasuk perkawinan anak, pekerja anak, dan perekrutan ke dalam kelompok bersenjata,” kata Touma.
Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penolakan hak pendidikan 630.000 siswa merupakan “pelanggaran yang disengaja terhadap semua hak yang ditetapkan oleh hukum internasional, yang menjadikan masyarakat internasional dan badan-badan PBB bertanggung jawab untuk mengakhiri kejahatan ini”.
Sumber : Aljazeera