Aulanews.id – Pegiat media sosial Eko Kuntadhi akhirnya datang ke Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, pada Kamis kemarin. Ia datang untuk meminta maaf terkait cuitannya yang diduga menghini Imaz Fatimatuz Zahra atau Ning Imaz yang viral di Twitter beberapa waktu lalu. gara-gara kegaduhan itu pula Eko Kuntadhi mundur dari posisi Ketua Umum Ganjarist, relawan pendukung Ganjar Pranowo.
Eko Kuntadhi datang ke Lirboyo didampingi aktivis Jaringan Islam Liberal yang juga politikus Partai Solidaritas Indonesia, Mohamad Guntur Romli. Di pondok pesantren tua itu, keduanya ditemui oleh salah satu perwakilan keluarga besar Pondok Pesantren Lirboyo KH Oing Abdul Muid Shohib, Ketua PCNU Kota Kediri KH Abu Bakar Abdul Jalil dan Ning Imaz dan suaminya, Gus Rifqil Muslim.
Begitu sampai, obrolan basi-basi pun terjalin di antara mereka. Kiai Muid bertanya apakah Eko Kuntadhi datang langsung dari Jakarta ke Lirboyo, dan dijawab Eko dengan ucapan, “Inggih, Gus”. Setelah itu, mereka menggelar pertemuan tertutup di Auditorium Yayasan Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin kompleks Pesantren Lirboyo.
Kiai Muid menjelaskan bahwa ada enam poin kesepakatan yang dihasilkan dari pertemuan antara Eko Kuntadhi dan pihak Ning Imaz. Pertama, Eko Kuntadhi meminta maaf dan menyampaikan penyesalan atas unggahannya di Twitter dan Instagram yang berisikan cacian dan ujaran kebencian kepada Ning Imaz.
Eko Kuntadhi juga siap menyampaikan permintaan maaf secara terbuka melalui media. “Kedua, Saudara Eko Kuntadhi mengakui kesalahan dan kekhilafannya pada unggahan tersebut, serta siap bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan,” ungkap Kiai Muid kepada wartawan.
Ning Imaz sendiri, lanjut Kiai Muid, atas petunju masyayikh Pondok Pesantren Lirboyo, Ning Imaz menerima permohonan maaf Eko Kuntadhi. Pondok Pesantren Lirboyo meminta Eko Kuntadhi menjadikan kasus ini sebagai pembelajaran untuk bijak dan santun dalam bermedia sosial di masa-masa mendatang.
“Keenam, Pondok Pesantren Lirboyo berharap media sosial tidak dijadikan sarana untuk menyampaikan ujaran kebencian dan caci maki, tapi justru untuk dakwah kebaikan dan menyampaikan Informasi yang bermanfaat,” pungkas Kiai Muid. NF