Aulanews.id – Eddie Wang, terinspirasi oleh cara penduduk setempat memanfaatkan limbah cangkang tiram yang tumbuh di pantai barat Taiwan. Melihat bagaimana cangkang yang dibuang digunakan untuk insulasi rumah di desa Yunlin, ia terdorong untuk menciptakan kain ramah lingkungan bernama “Seawool.” Pada tahun 2010, Wang mendirikan perusahaan yang awalnya memproduksi kain dari botol plastik daur ulang. Namun, merasa hasilnya kurang istimewa, Wang bereksperimen dengan sisa cangkang tiram dan pada tahun 2013 berhasil menciptakan Seawool, kain yang mirip wol. dilansir dari the japan news (05/09/2024)
Kini, pabrik Wang di Taiwan menggunakan sekitar 100 ton cangkang tiram setiap tahun untuk menghasilkan 900 ton Seawool, yang terutama digunakan oleh merek pakaian luar ruang di Eropa dan Amerika Serikat. Kain ini menawarkan banyak manfaat, termasuk sebagai isolator termal dan ramah lingkungan, karena proses produksinya tidak membutuhkan air dan mampu menangkap serta menyimpan karbon dioksida dari atmosfer.
Budidaya tiram di Taiwan menjadi bagian penting dalam industri ini, dengan sekitar 200.000 ton tiram dipanen setiap tahunnya, meskipun limbah cangkangnya mencapai 160.000 ton. Limbah ini sering menyebabkan masalah lingkungan karena menumpuk di jalan-jalan dan mengundang nyamuk. Di pabrik Wang, cangkang-cangkang tersebut digiling menjadi manik-manik nano dan dicampur dengan benang dari botol plastik daur ulang untuk menciptakan Seawool.
Selain itu, Taiwan Sugar Corporation (TSC) juga menggunakan cangkang tiram yang dihancurkan untuk produk seperti dupa. Dengan berbagai aplikasi industri, Taiwan berhasil mengubah limbah cangkang tiram menjadi produk yang bernilai tinggi dan ramah lingkungan, memberikan kehidupan baru pada sampah laut.