Dampak negatif Media sosial terhadap tingkat kepuasan hidup remaja

Aulanews.id - Media sosial berdampak negatif terhadap kepuasan hidup siswa sekolah menengah, menurut temuan terbaru dari survei terbesar terhadap kaum muda di Australia.

Studi tersebut menemukan bahwa siswa non-biner yang rutin menggunakan media sosial melaporkan tingkat kepuasan hidup terendah. Sementara itu, pengguna TikTok, Reddit, dan Twitch yang mengidentifikasi diri sebagai laki-laki atau perempuan semuanya memiliki kepuasan hidup yang lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak menggunakan platform tersebut.

Putaran data terbaru dari studi GENERATION 10 tahun, yang dipimpin oleh Universitas Nasional Australia (ANU), mengamati dampak penggunaan rutin platform media sosial tertentu terhadap tingkat kepuasan hidup siswa Kelas 10 dan 11 di seluruh negeri. Peserta diminta untuk menilai kepuasan hidup mereka pada skala nol hingga 10, dari "sangat tidak puas" hingga "sangat puas".

"Skor kepuasan hidup rata-rata adalah 6,21 dari 10, dengan laki-laki memiliki tingkat kepuasan hidup tertinggi dengan skor 6,5, sementara kaum muda yang mengidentifikasi diri sebagai non-biner melaporkan tingkat kepuasan hidup terendah, dengan skor 5,2 dari 10," kata peneliti utama ANU Profesor Ben Edwards.

"Meskipun kami tahu bahwa kaum muda menghadapi banyak tantangan yang dapat memengaruhi kepuasan hidup mereka, kami menemukan bahwa penggunaan banyak platform media sosial arus utama dikaitkan dengan kepuasan hidup yang lebih buruk. Namun, yang menarik, kaum muda yang mengidentifikasi diri sebagai non-biner yang secara teratur menggunakan Twitter/X melaporkan tingkat kepuasan hidup yang lebih tinggi. Sementara itu, pengguna Facebook memiliki kepuasan hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan non-pengguna untuk semua jenis kelamin. Penggunaan Discord dikaitkan dengan kepuasan hidup terburuk bagi pria, dibandingkan dengan TikTok bagi wanita." dilansir dari phys.org pada hari Selasa (9/9/2024).

Studi tersebut menemukan bahwa 98% peserta melaporkan secara teratur menggunakan setidaknya satu platform media sosial, sementara hampir satu dari lima (18%) anak muda secara aktif memposting atau berbagi konten pada media sosial setidaknya sekali sehari.

Studi GENERATON juga menanyakan kepada anak muda tentang rencana hidup mereka pasca sekolah, termasuk apakah mereka berencana untuk melanjutkan ke universitas.

Laporan Universities Accord yang baru-baru ini dirilis merekomendasikan bahwa 80% tenaga kerja Australia harus memiliki kualifikasi tinggi pada tahun 2050.

Studi ini menunjukkan bahwa hampir satu dari sepuluh anak muda telah meningkatkan aspirasi universitas mereka dan sekarang bertujuan untuk melanjutkan pendidikan ke universitas karena mereka sekarang berada di Kelas 11 dibandingkan dengan saat mereka berada di Kelas 10.

"Namun terdapat 12 persen responden melaporkan tidak lagi ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas di Kelas 11 dibandingkan saat mereka masih di Kelas 10. Siswa penyandang disabilitas, berasal dari latar belakang kurang mampu atau daerah terpencil , atau memiliki orang tua yang tidak mengenyam pendidikan di jenjang universitas cenderung menurunkan aspirasi mereka untuk memperoleh kualifikasi pendidikan tinggi saat mereka pindah dari Kelas 10 ke Kelas 11. Kita semua harus prihatin bahwa faktor-faktor ini masih menjadi hambatan bagi kaum muda untuk memenuhi potensi mereka."

Studi tersebut juga menemukan bahwa sekitar 20.000 siswa berusia lima belas tahun di seluruh Australia tertarik untuk bergabung dengan ADF setelah lulus SMA . Lebih dari separuh, 57%, dari siswa tersebut adalah laki-laki, sementara hanya 2% siswa non-biner yang mengatakan bahwa mereka tertarik untuk bergabung dengan ADF.

Studi GENERATION dimulai pada tahun 2022 dan akan berlangsung selama satu dekade. Studi ini bertujuan untuk mencerminkan pengalaman kolektif anak muda saat mereka bertransisi ke kehidupan setelah sekolah dengan mengikuti perjalanan lebih dari 3.500 siswa sekolah menengah dari sekitar 300 sekolah berbeda di seluruh negeri.