Sebab itu, pihaknya menekankan agar ke depan lebih kepada spirit corpopreneurship. Menurutnya, corpopreneurship merupakan upaya membangun sistem dan jejaring yang terstruktur sistematis. “Ini yang harus kita bangun sekarang untuk keluar dari paradigma. Harus menciptakan baru, keluar dari kemelut yang kemarin-kemarin,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Lembaga Perekonomian (LP) PWNU Jatim, Fauzi Priambodo menyebutkan, hilirasasi jadi upaya meningkatkan kesejahteraan warga yang sebenarnya ekonomi ini dikuasai oleh segelintir orang dan menguasainya sangat kuat.
“Bayangkan hampir 80 persen ekonomi dikuasai oleh sekitar 20 persen atau 15 persen orang di Indonesia saja. Dan itu sebenarnya menguasai ekonomi marketnya sekaligus menguasai produksinya,” katanya.
Bila disambungkan sanadnya pada Nahdlatul Ulama, sebelumnya sudah ada Nahdlatul Tujjar. Di situ sudah mengenal korporasi, yaitu komunitas-komunitas pengusaha untuk menerjemahkan ekonomi warga.
“Sebenarnya tidak jauh beda dengan saat ini, cuman bedanya karena ada peran teknologi dan kebijakan global. Kebijakan global berupaya agar semua berpayung pada kebijakan internasional, yang juga memasukkan pasar bebas dengan membawa beberapa brand,” pungkasnya.