Belum ada tanggapan resmi dari pengacara Castillo terkait tuduhan tersebut. Sementara laporan surat kabar lokal El Comercio, yang dikutip kantor berita Rusia TASS, menyebut Castillo terancam hukuman maksimum 20 tahun penjara atas dakwaan menghasut pemberontakan. Menurut El Comercio, Castillo akan ditahan polisi selama 10 hari ke depan atas beberapa dakwaan, termasuk upaya mengatur pemberontakan – yang diatur dalam pasal 346 Undangundang (UU) Pidana Peru, dengan ancaman hukuman dari 10-20 tahun penjara.
Terlepas dari itu, sebut El Comercio, Castillo juga dituduh melakukan penyalahgunaan jabatan dan pelanggaran ketertiban umum. Laporan El Comercio menyebut Castillo juga terancam dijerat dakwaan-dakwaan terkait tindak korupsi, yang telah diselidiki sejak dia masih menjabat.
Castillo Dimakzulkan Usai Coba Bubarkan Parlemen Peru.
Lengsernya Castillo sebagai Presiden Peru diwarnai drama, yang diawali dengan pengumuman pembubaran Kongres Peru yang didominasi oposisi dalam pidato yang disiarkan televisi lokal pada Rabu (7/12/2022).
Dia juga mengumumkan pemberlakuan jam malam dan menyatakan akan memerintah dengan dekrit. Pidato itu memicu kritikan tajam untuk Castillo dan dianggap sebagai ‘upaya kudeta’ terhadap parlemen. Para anggota parlemen Peru lantas menggelar sidang lebih awal dari jadwal untuk membahas mosi pemakzulan Castillo dan secara cepat menyetujuinya, dengan 101 suara mendukung dari total 130 anggota parlemen.
Castillo yang mantan guru sekolah pedesaan itu pun dimakzulkan atas dasar ‘ketidakmampuan moral’ dalam menjalankan pemerintahan, setelah rentetan krisis yang menyelimutinya termasuk enam penyelidikan terhadap dirinya, lima perombakan kabinet dan unjuk rasa besar-besaran di Peru. Castillo menjadi presiden ketiga di Peru sejak tahun 2018 yang dimakzulkan atas dasar ‘kapasitas moral’ yang diatur konstitusi negara tersebut.