Aulanews.id – LONDON – Climeworks telah membuka pabrik penangkapan udara langsung (DAC) operasional terbesar di dunia untuk menyedot karbon dioksida dari atmosfer, dengan pabrik Mammoth di Islandia hampir sepuluh kali lebih besar dari pemegang rekor saat ini.
Dilansir dari berita Reuters yang diterbitkan pada 9 Mei 2024, memburuknya perubahan iklim dan kurangnya upaya untuk mengurangi emisi telah menyebabkan para ilmuwan PBB memperkirakan miliaran ton karbon harus dihilangkan dari atmosfer setiap tahunnya untuk mencapai tujuan iklim global.
DAC bekerja dengan menggunakan proses teknis untuk menyedot karbon dioksida (CO2) dari udara dan menyimpannya, biasanya di bawah tanah.
Pabrik Mammoth DAC memiliki kapasitas menangkap 36.000 metrik ton CO2 per tahun dan akan selesai sepenuhnya pada akhir tahun 2024.
Ini adalah proyek komersial kedua Climeworks, setelah pabrik Orca, juga di Islandia, yang memiliki kapasitas 4.000 ton per tahun dan sebelumnya merupakan lokasi operasional terbesar di dunia.
“Memulai pengoperasian pabrik Mammoth kami merupakan bukti lain dalam perjalanan peningkatan Climeworks menuju kapasitas megaton pada tahun 2030 dan gigaton pada tahun 2050,” kata Jan Wurzbacher, salah satu pendiri dan salah satu CEO Climeworks.
Climeworks adalah bagian dari konsorsium yang telah dipilih untuk negosiasi penghargaan di bawah program teknologi Amerika Serikat untuk membangun pabrik berkapasitas 1 juta ton.
Proses pembuangannya membutuhkan banyak energi, namun pabrik Climeworks di Islandia ditenagai oleh pembangkit listrik tenaga panas bumi terbarukan milik negara tersebut.
Kritik terhadap teknologi ini mengatakan bahwa teknologi ini mahal dan memperingatkan bahwa fokus pada penghapusan CO2 dapat menghalangi perusahaan untuk mengurangi emisi mereka sebanyak mungkin.
Climeworks tidak merinci biaya per ton pemindahan di pabrik Mammoth namun mengatakan pihaknya berupaya mengurangi biaya teknologi menjadi $400-600 per ton pada tahun 2030 dan $200-350 per ton pada tahun 2040.