Aulanews.id – Salah satu korban selamat di Derna menceritakan momen menyeramkan ketika bencana banjir bandang melanda Libya. Saat itu, ia bersama ibunya hanyut dan selamat setelah masuk ke sebuah bangunan kosong.
Dia melanjutkan, “Air itu terus naik hingga ke lantai dua, kami selamat karena berhasil mencapai lantai empat.
“Kami bisa mendengar jeritan. Dari jendela, saya melihat mobil dan mayat terbawa air. Itu berlangsung selama satu atau satu setengah jam, tapi bagi kami, rasanya seperti setahun.”
Hingga kini ratusan kantong jenazah berjejer di jalan-jalan kota yang berlumur lumpur, menunggu untuk dikubur secara massal.
Sementara warga selamat lainnya yang mengalami trauma dan berduka, masih tetap berusaha mencari keluarga dan kerabat yang hilang di antara reruntuhan puing-puing yang hancur.
“Bencana ini sangat kejam dan brutal. Gelombang setinggi tujuh meter menyapu bangunan dan menghanyutkan infrastruktur ke laut,” ujar warga lainnya Yann Fridez.
Sebelumnya diketahui banjir bandang di Libya disebabkan oleh Badai Daniel, ditambah dengan buruknya infrastruktur di Libya. (Mg06)