Cerita Kasiyo, Tukang Pijat Tuna Netra Wujudkan Impian ke Baitullah

“Saya sudah bisa memijat mulai tahun 1975 ketika saya lulus sekolah,” terangnya ketika tiba di Asrama Haji Embarkasi Surabaya pada Kamis (30/5). Dari kemampuan pijat itu, dia bisa menjadi PNS di Dinas Sosial sebagai pelatih pijat.

Kini, Kasiyo yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 72 bersama jemaah haji Provinsi Bali lainnya, telah terbang ke tanah suci pada Jum’at (31/5) siang.

“Semoga di tanah suci saya bisa menunaikan ibadah haji dengan baik dan benar serta diberi kemudahan dan kelancaran. Saya berdoa selalu diberi kesehatan dan keselamatan, dan bisa pulang ke Bali dengan menjadi haji yang mabrur,” demikian harapan ayah dari tujuh anak ini.

Baca Juga:  Sambut Kedatangan Grand Syekh Al Azhar, Menag: Kunjungan Penuh Makna bagi Indonesia

Dia juga mendoakan agar istri dan keluarga tercinta juga memperoleh kesempatan ke tanah suci menjadi tamu Allah SWT .

“Dulu belum bisa mendaftar berdua bersama istri karena saat itu uangnya hanya cukup buat saya mendaftar sendiri. Semoga Allah SWT memberikan kesempatan pada keluarga kami untuk bisa berhaji,” harapnya.

Selain itu, badan tersebut mengumumkan bahwa mereka meminta bantuan Distrik Manajemen Kualitas Udara Pantai Selatan untuk memperluas upaya pemantauannya. Sebuah van pemantau udara bergerak dikerahkan di lembah sungai pada hari...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist