Cerita dari Arsip PBB: Pasukan penjaga perdamaian pertama PBB

Aulanews.id – Krisis dimulai ketika Mesir menasionalisasi Perusahaan Terusan Suez pada bulan Juli 1956, dan Perancis serta Inggris memprotesnya. Pada bulan Oktober tahun itu, pasukan Israel melancarkan serangan ke Mesir dan menduduki Sinai, dan pasukan Inggris dan Prancis segera mendarat di Zona Terusan Suez.

PBB tidak dapat menyelesaikan masalah ini di Dewan Keamanan, yang bertemu untuk berdiskusi pada tanggal 31 Oktober dan gagal mengambil keputusan setelah Perancis dan Inggris menggunakan hak veto mereka, yang merupakan hak istimewa anggota tetap badan tersebut.

Veto tersebut memicu ketentuan dalam resolusi “Bersatu untuk Perdamaian”, yang diadopsi oleh Majelis Umum pada tahun 1950, yang menyatakan bahwa jika Dewan, “karena kurangnya suara bulat dari anggota tetap, gagal melaksanakan tanggung jawab utamanya untuk memelihara perdamaian. perdamaian dan keamanan internasional dalam setiap kasus dimana terdapat ancaman terhadap perdamaian, pelanggaran perdamaian atau tindakan agresi, Majelis Umum akan mempertimbangkan permasalahan tersebut dengan segera dengan maksud untuk membuat rekomendasi yang tepat kepada Anggota untuk mengambil tindakan kolektif”.

Baca Juga:  Dita Karang Jadi Duta Bilateral Indonesia-Korea Selatan

Dua yang pertama dalam sejarah PBBKetentuan resolusi Uniting for Peace juga menyatakan bahwa sidang khusus darurat dapat diadakan dalam waktu 24 jam, sehingga itulah yang dilakukan Majelis Umum sehari setelah Dewan memveto.

Unit militer UNEF Norwegia bersiap berangkat dari lapangan terbang Fornebu, dekat Oslo, Norwegia, pada 13 November 1956. (file)

Unit militer UNEF Norwegia bersiap berangkat dari lapangan terbang Fornebu, dekat Oslo, Norwegia, pada 13 November 1956. (file)

Dari tanggal 1 hingga 10 November dalam sesi khusus darurat pertamanya, Majelis menyerukan gencatan senjata dan penarikan semua pasukan asing, dan Sekretaris Jenderal PBB saat itu Dag Hammarskjöld memberikan informasi terkini.

Aulanews.id – Aysenur Ezgi Eygi, 26 tahun, tewas saat melakukan protes terhadap pemukiman ilegal yang dilakukan oleh pasukan Israel pada hari Jumat. Laporan otopsi terhadap Aysenur Ezgi Eygi, seorang aktivis Turki-Amerika,...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist