Aulanews.id – Dalam upaya mencegah kasus stunting di Jawa Tengah, Fatayat NU Jateng menerbitkan buku pedoman Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang halal dan bergizi.
Launching buku tersebut dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan seminar dan demo memasak dengan tema “Cegah Stunting Melalui MPASI Halal dan Bergizi” yang berlangsung di Hotel Metro Kota Lama Semarang, Sabtu (3/12/2022) dilansir dari suaramerdeka.com.
Adapun narasumber yang hadir diantaranya ada Gus Rifqil Muslim Suyuthi, M.Pd, Chef Wien, Nur Yanto, S.Gx, M.Gizi, Ketua Forum Daiyah Fatayat Jawa Tengah, Fatimatuz Zahra (Ning Imaz).
Pimpinan Wilayah Fatayat NU Jawa Tengah, Hj. Tazkiyyatul Muthmainnah, M.Kes menerangkan, sebagai organisasi yang fokus pada pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Penerbitan buku panduan MPASI menjadi salah satu bentuk perhatian Fatayat NU dalam upaya mencegah kasus stunting.
Terutama bagi para sahabat Fatayat NU agar memahami stunting dan cara pencegahannya.
Kemudian memberikan contoh menu pendamping ASI yang halal dan bergizi.
“Kami berharap seluruh anggota Fatayat NU se-Jawa Tengah dapat memanfaatkan buku ini sebagai panduan edukasi stunting terkait makanan pendamping ASI yang halal dan bergizi,”
”Maka dari itu buku ini akan didistribusikan ke seluruh Jawa Tengah,” ujar perempuan yang akrab disapa Mbak Iin.
Menurutnya, mewujudkan generasi yang terbebas dari stunting sejalan dengan perintah agama Islam.
Dalam Al-Quran Surat An-Nisa ayat 9, kita dilarang meninggalkan generasi yang lemah.
Lemah yang dimaksud bisa lemah ilmu, lemah ekonomi, lemah fisik diantaranya bayi yang tidak sehat.
Jadi kalau ingin melahirkan generasi yang kuat, sehat dan berkualitas maka harus terbebas dari penyakit, termasuk terhindar dari stunting.
Pasalnya, sebagai organisasi perempuan, Fatayat NU harus menjadi kontributor utama dalam menekan kasus stunting di Jawa Tengah.
Sebab kebetulan banyak anggota Fatayat NU yang usianya berkisar 20-45 tahun.
Pada usia tersebut adalah usia produktif dan strategis, yang menentukan apakah kasus stunting bisa berkurang dan bahkan zero.
Selain itu, dalam usia 20-45 tahun terbagi menjadi beberapa kelompok.
Kelompok awal berusia 20 tahun adalah tahapan ada yang menyiapkan pernikahan.
Jadi ketika akan menikah maka calon ibu harus sudah memahami pentingnya menyiapkan generasi yang sehat dan berkualitas, menyiapkan nutrisi yang baik dan bergizi.
Kelompok selanjutnya adalah kelompok dalam masa reproduksi, misalnya ada yang sedang hamil dan sudah punya balita.