Cegah Kekerasan & Pelecehan Seksual, DP3AK Jatim Siapkan Pos SAPA

Selain itu, Restu Novi menambahkan, terhadap masing-masing Pos SAPA nantinya, petugas yang ditunjuk akan diberi pelatihan secara matang dan maksimal. Mengingat petugas Pos SAPA dituntut untuk sabar dan tidak temperamental saat berinteraksi langsung dengan orang yang mengalami masalah.

Selain itu Kepala DP3AK juga akan memberikan pendampingan dengan menerjunkan Satgas yang dibentuk di masing-masing Pos SAPA. Hal ini guna memberikan kenyamanan petugas layanan pengaduan tersebut, mengantisipasi atas perlakuan dari orang yang diadukan, yang tidak diinginkan sebagai reaksi terhadap korban pengaduan.

Penandatanganan MoU dilakukan oleh Wakil Ketua 2 Stikosa AWS Suprihatin, S.Pd., M.Med.Kom. dengan Dra. Restu Novi Widyani, MM. Kepala DP3AK Jatim.

Wakil Ketua 2 Stikosa AWS Suprihatin mengatakan, “Stikosa- AWS merasa wajib mengambil bagian dari upaya memutus rantai kekerasan terhadap perempuan dan anak. Termasuk kekerasan dan pelecehan seksual yang sering menimpa jurnalis perempuan saat berada ‘di lapangan”.

DP3AK juga melaksanakan kegiatan penguatan jejaring dan sosialisasi secara hybrid terhadap lembaga penyedia layanan perlindungan perempuan dan anak se-Jawa Timur. Dengan tema Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Lembaga Penyedia Layanan Penanganan Bagi Perempuan Korban Kekerasan Secara Kolaboratif.

Selain mengundang Stikosa-AWS dan DP3AK sekabupaten/kota, DP3AK Jatim juga menghadirkan Deputi Kementerian P3AK RI, LL Dikti VII Jawa Timur, Ditreskrimum Polda Jatim, Forum PUSPA Gayatri Jatim, TP-PKK Jatim, dan 14 elemen lembaga dan organisasi perempuan dan perlindungan anak se- Jatim. (Riamah).

Dalam sambutannya, Gus Nabil menyampaikan apresiasinya kepada UIM atas keberanian dan visinya dalam menjadikan pencak silat sebagai bagian dari pendidikan karakter bangsa. “Pencak silat bukan sekadar gerakan, tetapi refleksi dari...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist