“Ketika selesai menerima tamu tersebut, beliau bilang, jangan bilang begitu, nanti kedengarannya tidak sopan,” kata Megawati menirukan pembicaraan Bung Karno kepadanya. Bung Karno menyebut rombongan tersebut sebagai sosok-sosok pejuang. Mendengar kata pejuang, Megawati bertanya-tanya, “Pejuang apa? Itu dari kalangan NU,” kata Sukarno.
“Saya mana ngerti NU tuh apa. Jadi, kalau melihat dari dulu tamu yang tidak bersepatu itu hahahaha sudah pasti orang dari kalangan NU,” katanya yang langsung disambut gelak tawa hadirin.
Megawati juga bercerita kesamaan warga NU dan partai yang dipimpinnya. Suatu ketika, ia bertemu dengan Gus Dur dalam sebuah kesempatan jauh sebelum keduanya menjadi sepasang presiden dan wakil presiden.
Gus Dur bercerita tentang kesamaan keduanya, sama dalam suatu kesalahan yang lucu. Kader partai Megawati bercerita bahwa sambutan kedatangannya sangat ‘siteris’. Ternyata, kata Megawati, yang dimaksud ‘siteris’ adalah histeris.
Sementara Gus Dur bercerita soal pengurus NU yang hendak memohon bantuan dana untuk pemasangan ‘eternit’. Namun, ketika Gus Dur datang ke sana, eternit itu sudah terpasang. Ternyata, yang dimaksud orang tersebut adalah internet. Kisah tersebut langsung disambut gelak tawa seluruh orang yang memenuhi Teater Tanah Airku.(MG2)