Aulanews.id – Para peneliti menemukan bukti mengejutkan yang menunjukkan bahwa Bumi mungkin pernah memiliki cincin seperti Saturnus sekitar 466 juta tahun lalu. Temuan ini berasal dari periode pemboman meteorit yang disebut lonjakan dampak Ordovisium. Hasil penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Earth and Planetary Science Letters. dilansir dari phys (17/09/2024)
Hipotesis ini muncul dari rekonstruksi pergerakan lempeng tektonik selama periode Ordovisium, di mana ditemukan 21 kawah tumbukan asteroid dalam jarak 30 derajat dari ekuator. Hal ini cukup aneh karena 70% kerak benua Bumi berada di luar wilayah tersebut.
Para peneliti percaya cincin puing ini terbentuk setelah sebuah asteroid besar melintas dekat Bumi dan terpecah oleh gaya pasang surut, membentuk cincin di sekitar planet. Material dari cincin ini kemudian jatuh ke Bumi selama jutaan tahun, menciptakan lonjakan dampak meteorit yang terekam dalam catatan geologi.
Menariknya, cincin ini juga diduga mempengaruhi iklim Bumi. Bayangan yang dihasilkan cincin mungkin menghalangi sinar matahari dan menyebabkan pendinginan global, dikenal sebagai “Rumah Es Hirnantian.” Periode ini adalah salah satu periode terdingin dalam sejarah Bumi.
Penemuan ini memberikan pandangan baru tentang bagaimana peristiwa luar angkasa dapat mempengaruhi sejarah dan iklim Bumi.