Buku-buku yang mengandung pewarna beracun semakin banyak ditemukan?

Aulanews.id – Jika Anda menemukan buku-buku bersampul kain berwarna cerah dari era Victoria, Anda mungkin ingin menanganinya dengan hati-hati, atau bahkan menghindarinya sama sekali. Beberapa warna menariknya berasal dari pewarna yang dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi pembaca, kolektor, atau pustakawan.

Penelitian terbaru tentang buku-buku beracun ini menggunakan tiga teknik—termasuk satu yang sebelumnya belum pernah diterapkan pada buku—untuk menilai pewarna berbahaya dalam koleksi universitas dan menemukan beberapa volume mungkin tidak aman untuk ditangani.

Penelitian ini dimulai setelah pustakawan Lipscomb Jan Cohu dan Michaela Rutledge mendatangi departemen kimia universitas untuk menguji buku-buku bersampul kain berwarna cerah dari Perpustakaan Beaman milik sekolah tersebut. Weinstein-Webb tertarik mendengar tentang bagaimana Museum, Taman, dan Perpustakaan Winterthur sebelumnya telah memeriksa buku-buku abad ke-19 miliknya sendiri untuk mengetahui keberadaan senyawa arsenik yang dikenal sebagai tembaga asetoarsenit.

Pigmen hijau zamrud ini digunakan dalam kertas dinding era Victoria, pakaian, dan—seperti yang ditemukan Winterthur—dalam sampul buku kain. Penemuan ini mendorong peluncuran Poison Book Project, sebuah upaya penelitian yang dilakukan oleh banyak orang yang menggunakan fluoresensi sinar-X (XRF), spektroskopi Raman, dan teknik lain untuk mengungkap pigmen beracun dalam buku-buku di seluruh dunia. Weinstein-Webb dan mahasiswa Lipscomb yang direkrutnya meluncurkan penyelidikan mereka sendiri pada tahun 2022.

Untuk proyek buku Lipscomb, tim menggunakan tiga teknik spektroskopi:

Penyerang Persebaya Flavio Silva terus melanjutkan keganasannya. Dalam laga melawan Persija sore tadi (22/11), pemain asal Portugal itu mencetak gol perdana Persebaya pada menit ke-67. Gol yang membuat Persebaya comeback...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist